Pengembangan itu cukup penting sebab sektor pangan menjadi salah satu ancaman dari tiga ancaman krisis global selain sektor energi dan keuangan
Kediri, Jatim (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak semua pihak turut mendukung guna memperkuat Jatim sebagai lumbung pangan nasional dengan mendorong berkembangnya "food estate" serta pekarangan pangan lestari menjaga ketahanan pangan.

Gubernur menjelaskan food estate atau lumbung pangan merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan sampai dengan peternakan di suatu kawasan.

"Untuk menjaga ketahanan pangan, penting melibatkan banyak pemangku kebijakan dari hulu hingga hilir. Mulai dari sarana prasarana, alat dan mesin pertanian, petani atau gabungan kelompok tani, penjamin komoditas hasil tani (offtaker), hingga industri modern," katanya saat hadir dalam pelantikan PC Muslimat NU Kota Kediri di Pondok Pesantren Al Amin, Ngasinan, Kelurahan Rejomulyo, Kota Kediri, Ahad (16/10) 2022.

Pengembangan itu, kata dia, cukup penting sebab sektor pangan menjadi salah satu ancaman dari tiga ancaman krisis global selain sektor energi dan keuangan.

"Kita harus bersiap menghadapi ancaman tiga krisis akibat dampak pandemi dan perang Rusia-Ukraina," katanya.

Ia mengatakan pengembangan model tersebut tentunya akan selaras dengan semangat Hari Pangan Sedunia yang mengusung tema "Leave No One Behind; Better Production, Better Nutrition, a Better Environment, and a Better Life".

"Di Gresik bisa dijadikan contoh oleh daerah lain untuk memulai pengembangan food estate. Karena tiap daerah punya keunggulan pangan masing-masing, saya rasa food estate akan memperkuat ketahanan pangan nasional terkhusus juga di Jatim," kata dia.

Saat ini, food estate mangga di Gresik terdapat di empat kecamatan, yaitu di Kecamatan Dukun seluas 1.205 hektare, Kecamatan Sidayu seluas 1.506 hektare, Kecamatan Panceng seluas 2.410 hektar dan Kecamatan Ujungpangkah seluas 903 hektare.

Di bawah pengelolaan PT Galasari Gunung Sejahtera, food estate tersebut akan mengembangkan mangga varietas malaba, gadung-21, arum manis dan garifta.

Gubernur Khofifah juga secara khusus mengajak pemerintah kabupaten/kota untuk mengenali potensi besar pangan daerahnya untuk bisa diproyeksikan pada program lumbung pangan.

"Ada manggis di Banyuwangi yang bisa dikembangkan. Jejaring Banyuwangi juga luar biasa di sektor pangan. Jadi kalau misalnya ada food estate manggis di sini sangat bagus," katanya.

Ia menambahkan kesiapan lumbung pangan itu juga selaras dengan apa yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo. Mengutip laman Instagram pribadinya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa saat ini dunia harus bersiap menghadapi dampak pandemi dan perang Rusia-Ukraina.

"Oleh karenanya, saya optimistis bahwa pengembangan lumbung pangan akan meningkatkan ketahanan pangan di Jatim," kata  Gubernur.

Mantan Menteri Sosial ini juga percaya jika pengembangan program pekarangan pangan lestari di maksimalkan yang disertai dengan inovasi, kolaborasi dan inisiasi berbagai pihak strategis, ketahanan pangan di Jatim bisa berkembang pesat dan berdaulat.

"Semoga dengan kerjasama dan dukungan berbagai pihak strategis ketahanan pangan bisa terus tingkatkan untuk mencapai ketahanan pangan yang berdaulat," demikian Khofifah Indar Parawansa. 

Baca juga: Pemprov: Lumbung Pangan Jatim jadi kontrol inflasi daerah

Baca juga: Lumbung Pangan Jatim gandeng BUMDes jangkau layanan masyarakat

Baca juga: 21 pegawai Lumbung Pangan Jatim terinfeksi COVID-19

Baca juga: Layanan daring Lumbung Pangan Jatim jangkau 38 kota/kabupaten

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022