Majalengka (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, memetakan daerah rawan bencana alam, baik berupa longsor, tanah bergerak maupun banjir.

"Kami sudah petakan daerah mana saja yang rawan longsor, tanah bergerak, dan banjir," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Majalengka Iskandar Hadi Priyanto di Majalengka, Senin.

Menurutnya, dari 26 kecamatan yang berada di Kabupaten Majalengka, 19 di antaranya merupakan daerah rawan bencana longsor dan pergerakan tanah, dan sisanya rawan banjir.

Baca juga: Gubernur Jabar minta BPBD siaga satu antisipasi cuaca ekstrem

Iskandar mengatakan dengan peta potensi bencana tersebut, pihaknya lebih bersiaga, apalagi BMKG telah memperingatkan bahwa pada bulan Oktober ini terjadi cuaca ekstrem.

Oleh karena itu, pihaknya terus bersiaga, dan berkoordinasi dengan instansi pemerintah lainnya untuk mempersiapkan anggota dalam menangani bencana di daerah itu.

"Kami juga sudah menyiapkan semua, baik dari segi SDM maupun peralatan ketika terjadi bencana alam," tuturnya.

Baca juga: BPBD Jabar minta bupati/wali kota siapkan BTT antisipasi bencana

Iskandar menambahkan, data bencana lama pada tahun 2022 dari awal Januari hingga tanggal 12 Oktober 2022 terdapat 164 kejadian bencana, yang terdiri atas pergerakan tanah dan longsor 67 kejadian, banjir 12 kejadian, kebakaran hutan dan lahan sembilan kejadian, erosi 16 kejadian, dan bencana lainnya sembilankejadian.

Dari data tersebut, menurut dia, menunjukkan bencana longsor, banjir, dan tanah bergerak yang paling mendominasi, sehingga pihaknya terus melakukan pemetaan daerah-daerah tersebut, agar ketika terjadi bencana dapat segera ditangani.

Baca juga: BPBD: Bencana di Jabar didominasi oleh kerusakan lingkungan

"Kalau pada tahun 2021 ada 275 kejadian, dan yang mendominasi juga tiga bencana, yakni tanah bergerak, longsor, dan banjir," katanya.

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022