Jakarta (ANTARA) -
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat aksi penanaman pohon untuk mendukung pengurangan polusi dan meningkatkan penyerapan karbon telah mencapai 1,2 juta pohon sejak Januari sampai September 2022.
 
"Penghijauan dari 1,65 juta pohon yang kami targetkan ditanam pada 2022, saat ini sudah mencapai 1,2 juta pohon atau 74,6 persen," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
 
Tahun lalu, SKK Migas menyebutkan ada 1,2 juta pohon yang ditanam oleh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di wilayah kerja migas dan berpotensi menyerap 11,4 ribu ton karbon dioksida per tahun.
 
Kemudian, target itu meningkat 35 persen menjadi 1,65 juta pohon untuk tahun ini sebagai bentuk komitmen industri hulu migas dalam mendukung keberlangsungan dan pemulihan lingkungan melalui aksi revitalisasi lahan kritis di daerah sekitar kegiatan operasi.

Baca juga: SKK Migas canangkan tanam 1,7 juta pohon sepanjang 2022

Baca juga: SKK Migas-KKKS tanam 6,9 juta pohon untuk kurangi emisi karbon
 
Gerakan penanaman pohon dilakukan pada wilayah-wilayah kerja hulu migas terkhusus daerah aliran sungai atau DAS dengan jenis bibit pohon berupa mahoni, jabon, meranti, sengon, kemiri hingga mangrove.
 
Sejak 2021, SKK Migas telah memasukkan kegiatan penanaman pohon di daerah aliran sungai dan lahan kritis di wilayah-wilayah KKKS menjadi salah satu key performa indicator (KPI) organisasi.
 
Keputusan itu untuk memastikan program dilakukan dengan baik. Sedangkan, pelaksanaan program dikoordinasikan bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
 
Selain menurunkan emisi karbon melalui gerakan penanaman pohon, SKK Migas mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki tempat penyimpanan karbon dioksida melalui teknologi Carbon Capture, Utilizaton and Storage (CCUS) sebagai solusi mengurangi emisi karbon pada industri hulu migas nasional.
 
Teknologi CCUS di Lapangan Gundih memiliki potensi untuk menyimpan karbon dioksida hingga 3 juta ton selama 10 tahun, CCUS di Lapangan Sukowati punya potensi penyimpanan karbon dioksida sebanyak 15 juta ton untuk 25 tahun, CCUS di Lapangan Vorwata mampu menyimpan karbon dioksida 30 juta ton untuk 10 tahun, dan CCUS di Lapangan Masela berpotensi menyimpan karbon dioksida mencapai 71 sampai 80 juta ton selama kurun waktu 30 tahun.
 
"Sehingga total potensi CO2 stored yang sudah kami identifikasi di Indonesia adalah sebesar 119 sampai 128 juta ton karbon dioksida," ujar Dwi.*

Baca juga: Kepala SKK Migas minta KKKS lebih masif tanam pohon di WK migas

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022