Palangka Raya (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah bersama TP PKK Kalteng membuka wawasan generasi muda dalam upaya mencegah terjadinya perkawinan usia anak di daerah setempat.

"Perlu langkah preventif untuk membuka wawasan para remaja dan anak-anak dalam menghindari perkawinan usia anak. Mereka perlu kita arahkan dan beri gambaran untuk fokus mengejar cita-cita dengan menuntaskan pendidikan," kata Ketua TP PKK Kalteng Yulistra Ivo Sugianto Sabran di Palangka Raya, Selasa.
 
Ia mengatakan perkawinan usia anak menjadi masalah krusial yang dihadapi bangsa Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya tumpuan harapan pada pundak generasi muda yang menjadi penerus bangsa di masa mendatang.
 
Untuk mewujudkan generasi emas Indonesia pada 2045 dibutuhkan generasi muda yang bukan hanya memiliki kualitas yang baik, tetapi juga memiliki kepribadian yang baik, kemampuan berinteraksi sosial, memiliki karir, serta fisik maupun mental yang sehat.
 
"Perkawinan yang ideal dilakukan oleh seorang laki-laki dengan usia minimal 25 tahun dan wanita dengan usia minimal 21 tahun," jelasnya.

Salah satu hal yang paling krusial penyebab perkawinan usia anak, di antaranya faktor pendidikan anak maupun orang tuanya. Pendidikan dalam hal ini adalah minimnya pengetahuan anak/remaja terkait dampak perkawinan usia anak.

Baca juga: Menteri PPPA: Cegah perkawinan anak untuk menekan stunting
 
Pihaknya bersama pemerintah provinsi dan lainnya, secara berkelanjutan melaksanakan berbagai upaya untuk mencegah perkawinan usia anak, salah satunya mengedukasi generasi muda, termasuk para orang tua, tentang dampak negatif perkawinan usia anak maupun hal positif lain yang harusnya dapat dilakukan generasi muda.
 
Salah satu langkah dilakukan pihaknya bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3APPKB) Kalteng, adalah menyelenggarakan kegiatan promosi pencegahan perkawinan usia anak pada hari ini.
 
Kegiatan ini menyasar ratusan anak sebagai peserta, terdiri atas 40 orang yang berpartisipasi secara langsung dan sekitar 400 orang se-Kalteng secara daring. Peserta terdiri atas mahasiswa, pelajar, Forum Anak Daerah dan Genre kabupaten/kota se-Kalteng.
 
Kepala Dinas P3APPKB Kalteng Linae Victoria Aden menjelaskan kegiatan promosi ini dilaksanakan agar diperoleh persepsi yang sama dari para peserta terkait pencegahan perkawinan usia anak.

Baca juga: BKKBN: Perkawinan dini sebabkan kecatatan anak dan ibu osteoporosis

Selain itu, memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi yang komprehensif, yang diharapkan memperkuat pemahaman remaja terhadap faktor risiko, agar dapat mencegah perkawinan usia anak.
 
"Sedangkan tujuan kegiatan ini, yakni memberi informasi kepada peserta tentang pentingnya pencegahan perkawinan usia anak, hingga optimalisasi kapasitas dan agensi anak melalui pemberian informasi bagi remaja," tuturnya.

Kegiatan ini juga melatih mereka menjadi konselor teman sebaya dan sebagai pelopor sekaligus pelapor untuk mencegah perkawinan usia anak di lingkungan sekitarnya.

Baca juga: DP3AP2KB Sulsel: Perkawinan anak masih banyak di 4 daerah
Baca juga: Menko PMK ajak semua pihak cegah perkawinan anak

Pewarta: Muhammad Arif Hidayat
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022