Jakarta (ANTARA) - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, proyek revitalisasi Kali Ciliwung hilir di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, untuk mempercepat aliran air sehingga mencegah banjir saat musim hujan.

"Target Desember selesai dan bisa percepat arus air yang menuju ke (Jalan) Gunung Sahari," kata Heru di Pendopo Balai Kota Jakarta, Rabu.

Ia berharap proyek tersebut diselesaikan sesuai target pada Desember 2022. Sedangkan berdasarkan perkiraan BMKG, puncak musim hujan berpotensi menyebabkan banjir yang diprediksi terjadi pada Januari-Februari 2023.

Adapun aliran air di Kali Ciliwung-Kali Pasar Baru itu menuju laut, yakni di Teluk Jakarta melalui Jalan Gunung Sahari dan ke arah pompa Pluit.

Hingga saat ini sejumlah pekerja proyek menuntaskan pekerjaan revitalisasi sungai dengan memperkuat tebing dan menambah kapasitas sungai yang berlokasi di Jalan Antara-Jalan Pasar Baru Selatan, Jakarta Pusat.

Baca juga: DKI pasang saringan sampah di Waduk Pluit untuk kendalikan banjir

Berdasarkan data Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, proyek revitalisasi itu diperkirakan menelan anggaran Rp134,7 miliar.

Pembangunan yang dilaksanakan saat ini adalah pekerjaan perkuatan tebing sepanjang 1,3 kilometer pada dua sisi kali.

Adapun pekerjaan selain dinding penahan tanah, juga pembangunan saluran serta pembangunan pompa pengendali banjir.

Proyek revitalisasi tersebut merupakan bagian dari proyek 942 Drainase Vertikal yakni pembangunan dan rehabilitasi sembilan polder, empat waduk dan dua kali dan peningkatan sistem drainase vertikal.

Untuk proyek dua sungai atau kali, selain di Pasar Baru juga revitalisasi di Muara Bahari-Kali Besar.

Baca juga: PJ Gubernur DKI Jakarta minta seluruh wali kota untuk menanam pohon

Sedangkan untuk proyek polder terletak di Kelapa Gading, Pulomas, Muara Angke, Teluk Gong, Mangga Dua, Green Garden, Marunda JGC, Tipala-Adhyaksa dan Kamal.

Untuk proyek empat waduk, yakni pembangunan Waduk Brigif, Pondok Ranggon, Wirajasa dan Lebak Bulus.

Waduk Lebak Bulus dibangun di lahan seluas 4,4 hektare (ha) yang mampu menampung volume air diperkirakan mencapai sekitar 44 ribu meter kubik (m3).

Sedangkan Waduk Brigif dibangun di lahan seluas 10,05 hektare (ha) yang diperkirakan mampu menampung volume air lebih besar yakni sekitar 380 ribu meter kubik (m3).

Untuk waduk Pondok Ranggon memiliki kapasitas tampung volume air sekitar 890 ribu meter kubik dan Waduk Wirajasa yang memiliki kapasitas daya tampung volume air diperkirakan sekitar 25 ribu meter kubik pada lahan sekitar 1,03 hektare.
 

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022