Moskow (ANTARA) - Gubernur Kherson, wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia, mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk mengevakuasi sekitar 50.000 sampai 60.000 orang selama enam hari ke depan, di tengah meningkatnya tekanan dari serangan balasan Ukraina.

Berbicara pada siaran daring Soloviev Live, Gubernur Kherson Vladimir Saldo yang ditunjuk oleh Rusia mengatakan pihak berwenang memindahkan warga sipil ke daerah sisi kiri Sungai Dnipro untuk menjaga mereka tetap aman dan memungkinkan militer untuk bertindak tegas.

"Saya berkendara melalui pusat daerah pagi ini. Di luar, tidak ada yang menunjukkan banyak tekanan," kata Saldo, Rabu.

"Tetapi ketika saya tiba di pelabuhan sungai, saya melihat perahu-perahu sudah menunggu dan sudah penuh dengan orang-orang yang siap untuk pergi ke sisi kiri Dnipro," ujar dia, menambahkan.

Dia mengatakan bahwa situasi saat ini semakin tegang.

Saldo mengatakan sekitar 10.000 orang per hari akan dipindahkan selama enam hari ke depan.

Dia juga mengatakan beberapa daerah di Rusia sedang bersiap untuk menerima orang-orang yang dievakuasi.

Lebih dari 5.000 orang telah meninggalkan Kherson dalam dua hari terakhir, kata Saldo kepada televisi pemerintah.

Pasukan Rusia di wilayah Kherson telah dipukul mundur sejauh 20-30 km dalam beberapa minggu terakhir dan berisiko terjepit di tepi barat Sungai Dnipro sepanjang 2.200 km yang melintasi Ukraina.

Sumber: Reuters

Baca juga: Pasukan Rusia kalah di Kherson, warga sipil Ukraina diminta mengungsi
Baca juga: NATO: Ada 'konsekuensi serius' jika Rusia gunakan nuklir di Ukraina
Baca juga: Akibat serangan drone, hubungan diplomatik Iran-Ukraina terancam putus

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022