Jakarta (ANTARA) - Dinas Kebudayaan DKI Jakarta melalui Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi (UPK PBB) Setu Babakan memamerkan 10 siklus kehidupan masyarakat Betawi.

"Pameran ini mengangkat dari lahirnya orang Betawi sampai menutup mata sebagai edukasi untuk masyarakat," kata Hubungan Masyarakat (Humas) UPK PBB Setu Babakan Risma Nabella di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Camat pastikan lalin Setu Babakan lancar meski ada helat anggota DPRD

Bella menjelaskan sepuluh siklus itu terdiri dari Akeke, Sunatan, Khatam Qur’an, Nikah, Bikin dan Pinde Rume, Nuju Bulan, Nazar, Lebaran, dan Alam Kematian yang bisa dipelajari baik bagi orang Betawi maupun masyarakat umum.

Pameran yang digelar pada 15 hingga 30 Oktober 2022 ini memiliki rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan siklus kehidupan Betawi.

Mulai dari lokakarya (workshop) membuat kuliner Betawi seperti roti buaya, ketupat, hingga sayur godog yang jarang ditemui sampat saat ini.

Ada juga bincang-bincang bertema budaya hingga penampilan kesenian seperti tari betawi, gambang kromong, keroncong tugu, dan lenong.

Baca juga: Jakarta kemarin, mulai perubahan nama jalan hingga tempat duduk angkot

Terlebih, pihak UPK PBB Setu Babakan berkolaborasi dengan bimbingan belajar daring yang menggunakan internet bentuk 3D (metaverse) dalam memamerkan siklus kehidupan Betawi.

Pameran bertema siklus budaya Betawi ini disebut pertama kalinya diselenggarakan di museum dan diresmikan melalui metaverse di Indonesia.

Masyarakat tidak dipungut biaya apapun untuk mengikuti pameran ini, namun diharuskan mengisi data melalui formulir daring yang tersedia di registrasi.

"Pengunjung sudah banyak dari sekolah maupun saat weekend. Jadi harapan kami semoga lebih banyak pengunjung yang bisa teredukasi budaya Betawi," tuturnya.

Baca juga: Jalan Setu Babakan tidak ditutup saat acara pesta anggota DPRD

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022