itu memang kompetensi khusus
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu menyatakan sudah mempunyai  30 teknisi di bidang pengelasan bawah air sesuai harapan dan keinginan Presiden Joko Widodo.

Kepala Suku Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Energi Kepulauan Seribu Hermawan menjelaskan 30 orang tersebut mengikuti pelatihan las bawah air di Pusat Pelatihan Kerja Khusus Pengembangan Las (PPKKPL) atau Balai Latihan Kerja (BLK) Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur.

"Yang telah mengikuti pelatihan sebanyak 30 orang untuk data peserta, ada di PPKKPPL Condet 14 orang mulai 22 Agustus hingga 22 September 2022 dan 16 orang mulai 18 Juli hingga 21 Agustus," ucap Hermawan saat dikonfirmasi wartawan di Jakarta, Jumat.

Teknisi las dari Kepulauan Seribu awalnya memang merupakan  pencari kerja dan pemuda yang masuk kategori usia angkatan kerja.

Selama pelatihan, peserta dibekali materi yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Peserta juga mendapat materi praktik menyelam selama delapan hari, kemudian dilatih mengelas di bawah air selama 20 hari.

Para peserta yang lulus mengikuti pelatihan akan mendapat dua sertifikat, yakni sertifikat pelatihan PPKKPL dan sertifikat kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Ke depan, Hermawan berharap pihaknya lebih banyak kesempatan mengikutsertakan para pekerja di wilayah Kepulauan Seribu mengikuti pelatihan pada sektor ini, agar mampu menjawab permintaan khusus yang disampaikan Presiden Joko Widodo agar Indonesia segera menambah tenaga terampil pengelasan bawah air yang saat ini jumlahnya masih kurang banyak.

Apalagi di wilayah Kepulauan Seribu sendiri, ada banyak perusahaan yang bergerak di bidang pengeboran.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menggenjot keluaran (output) tenaga kerja las bawah laut berkualitas melalui pelatihan kerja.

"Yang sering kita kurang adalah keterampilan mengelas di bawah laut," kata Jokowi saat melepas PMI G to G Korea Selatan di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (17/10).

Jokowi mengenang waktu menjadi Wali Kota Surakarta, dia hanya berhasil menyiapkan keluaran 30 orang pekerja las bawah laut per tahun melalui pelatihan kerja yang digelar di Surakarta.

"Saya waktu Wali Kota Solo menyiapkan Clinic Center-nya, setiap tahun hanya bisa keluar 30 orang. Padahal ini permintaan saja hingga 1.600 (per tahun)," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan permintaan sebesar itu seharusnya diambil oleh para pekerja Indonesia. Apalagi gaji tenaga kerja las bawah laut cukup tinggi, mencapai Rp36 juta.

"Ini tugas sekali lagi mungkin untuk Kemenaker menyiapkan betul-betul pekerja, menyediakan para pekerja dengan keterampilan tinggi ini harus disiapkan," kata Jokowi.

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah pada kesempatan yang sama turut merespons permintaan presiden dengan mengarahkan Balai Latihan Kerja (BLK) untuk memberikan pelatihan lebih banyak kepada tenaga pengelasan bawah air.

"Karena itu memang kompetensi khusus ya. Kalau kompetensi welder atau las pada umumnya itu kami ada di hampir semua BLK, tapi khusus untuk las di bawah laut, ada sebagian seperti kami siapkan di BLK Bangka Belitung," kata Ida.

Ida mengatakan untuk merespons permintaan Presiden Joko Widodo, pihaknya akan menambah lebih banyak kesempatan bagi pekerja dan angkatan kerja di Indonesia mengikuti pelatihan las bawah air ini.

"Kalau dari kami, pelatihan itu tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di luar negeri, tapi kebutuhan pekerja di dalam negeri juga kami siapkan," tutup Menteri Ketenagakerjaan RI.
Baca juga: Kepulauan Seribu ajak pemuda memajukan daerah
Baca juga: Pemkab Seribu libatkan digital nomad bekerja di Untung Jawa dan Onrust
Baca juga: PMI Kepulauan Seribu bantu warga korban kebakaran di Pulau Lancang

 

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022