Surabaya (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Erwin Astha Triyono mengatakan pihaknya mencatat sebanyak 23 kasus gagal ginjal akut misterius pada anak usia 0 sampai 5 tahun.

"Data yang dimiliki Jatim sampai tanggal 20 Oktober pukul 09.30 WIB ada 23 kasus dengan rincian meninggal dunia 12 kasus dan sembuh delapan kasus. Sementara yang dirawat ada tiga kasus, yakni dua kasus di RS dr. Soetomo dan satu di RSSA (Rumah Sakit dr Saiful Anwar) Malang," ujar Erwin di Surabaya, Jumat.

Baca juga: Belasan balita di Surabaya-Malang meninggal akibat gagal ginjal

Erwin mengatakan pasien yang sedang dirawat akibat gagal ginjal akut misterius tersebut berasal dari Jatim dan dari luar Jatim.

Lebih lanjut, Erwin mengatakan data tersebut merupakan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) selama rentang beberapa bulan terakhir.

Meski banyak kasus, Dinkes Jawa Timur belum mengeluarkan edaran terkait adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) gagal ginjal akut misterius pada anak.

"Belum (KLB). Itu semua tergantung (kasus naik atau tidak)," ujar dia.

Erwin menjelaskan gejala yang umum ditemukan pada anak gagal ginjal akut misterius adalah urine atau kencing yang berkurang. Ditambah dengan demam flu.

"Artinya, selama kita curiga itu kencingnya berkurang, bisa periksa ke dokter. Kalau kencingnya baik, tapi ada flunya ya tetap ke rumah sakit," kata dia.

Baca juga: Seorang balita di Ngawi meninggal dunia diduga gagal ginjal akut

Baca juga: Dinkes: Sembilan anak gagal ginjal akut dirawat di RSUD Saiful Anwar


Dia menyarankan masyarakat untuk tidak mengobati sendiri jika anaknya sakit, lebih baik dibawa ke dokter agar dapat dianalisa lebih lanjut.

"Jadi, saran saya untuk masyarakat kalau sakit apapun jangan diobati sendiri. Kalau perlu dianalisa dokter agar bisa diketahui lebih awal," kata dia.

Adapun langkah pencegahan penyakit tersebut, kata dia, perilaku hidup bersih dan sehat. "Jadi, dengan adanya cuaca ini diupayakan untuk nutrisi bagus, hindari kontak udara dingin berlebihan, jadi anak tetap sehat. Kalau ada gejala flu ke dokter terdekat," ujar dia.

Pewarta: Abdul Hakim/Willy Irawan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022