Labuan Bajo (ANTARA) - Para pemuda yang tergabung dalam Ikatan Pemuda Peduli Konservasi (IPPK) Desa Nanga Bere, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, memberikan edukasi tentang pelestarian penyu pada masyarakat khususnya anak-anak sebagai bentuk tanggung jawab dalam menjaga lingkungan.

"Edukasi pelestarian penyu kami lakukan ke semua kalangan, baik masyarakat maupun anak-anak. Namun, anak-anak mendapatkan perhatian lebih karena mereka adalah kader konservasi masa depan sehingga menanam kepedulian pada lingkungan harus dimulai dari masih kecil," kata Ketua IPPK Fadil Mubaraq ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Selasa.

Edukasi pelestarian lingkungan dan konservasi alam ini dikemas oleh para pemuda dalam bentuk lomba mewarnai gambar habitat penyu, ikut serta dalam proses pemeliharaan dan perawatan tukik dalam bak pembesaran, serta kegiatan penanaman mangrove dan bersih-bersih pantai. Tak hanya itu, para pemuda juga memasang baliho dan menyebarkan pamflet terkait pelestarian penyu sebagai bentuk edukasi kepada para pengunjung yang mampir ke desa itu. Mereka juga memiliki buku-buku bacaan terkait kegiatan pelestarian penyu.

Baca juga: Jaga konservasi alam, pemuda Manggarai Barat-NTT lestarikan tukik

Fadil mengatakan edukasi ini harus ditanamkan sejak dini pada anak-anak agar mereka tahu maksud dan tujuan dari kegiatan pelestarian penyu yang baik untuk manusia dan lingkungan. Cara paling mudah untuk mengajarkan mereka adalah melibatkan mereka dalam berbagai kegiatan pelestarian penyu sehingga mereka bisa melihat langsung tahapan dan proses dalam menjaga penyu.

Dia menjelaskan masyarakat secara terbuka melakukan eksploitasi dengan mengambil telur dan daging penyu untuk dikonsumsi atau diperjualbelikan secara bebas sebelum adanya edukasi terkait pentingnya pelestarian penyu. Namun, edukasi yang dilakukan para pemuda IPPK di desa itu memberi dampak yang cukup berarti saat ini.

"Kini masyarakat tidak lagi melakukan hal buruk seperti itu. Apabila mereka menemukan telur penyu, mereka langsung melaporkan hal tersebut kepada para pemuda agar segera diamankan ke pusat pelestarian di Kecamatan Lembor Selatan," katanya.

Baca juga: Pemuda di Manggarai Barat lepas 422 tukik edukasi konservasi alam

Fadil mengatakan bahwa kegiatan bersama para pemuda itu merupakan bentuk tanggung jawab mereka sebagai generasi muda untuk ikut terlibat menyelamatkan bumi ini.

"Kami berkomitmen menjadikan daerah kita ini sebagai salah satu daerah percontohan untuk proses pelestarian penyu di daratan Flores dan Indonesia," katanya.

Kehadiran para pemuda IPPK berdampak positif dalam membantu kerja-kerja Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Bangko Bersatu yang menjadi Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi (Kompak) dalam wilayah Kawasan Konservasi Perairan Nasional Kupang.

Pokmaswas Bangko Bersatu merupakan kelompok masyarakat yang dibentuk untuk mendukung keberadaan Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu dengan misi lingkungan, konservasi, dan edukasi sejak tahun 2017. Mereka telah melepasliarkan 1.603 ekor tukik ke laut sejak tahun itu.

Baca juga: BBKSDA NTT selamatkan penyu belimbing berukuran raksasa

IPPK mendukung Pokmaswas Bangko Bersatu dengan menghadirkan fasilitas pendukung kegiatan seperti pusat pelestarian penyu yang terdiri atas rumah perlindungan, bak pembesaran, dan tempat peneluran. Fasilitas itu berasal dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) sebuah lembaga.

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022