Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Ikatan Praktisi dan Ahli Demografi Indonesia (IPADI) Sudibyo Alimoeso mengatakan bahwa keluarga memiliki peran penting dalam mendukung program percepatan penurunan stunting atau kekerdilan.

"Keluarga berperan penting dalam mendukung program pemerintah terkait percepatan penurunan stunting," kata Sudibyo ketika dihubungi dari Jakarta, Selasa.

Sudibyo yang pernah menjabat Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) itu menjelaskan peran keluarga bisa dimulai dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.

"Salah satu faktor penting dalam percepatan penurunan stunting adalah dengan meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan sikap keluarga dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat," katanya.

Selain itu, kata dia, keluarga juga perlu memastikan pemenuhan gizi keluarga guna mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

"Dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dan pemenuhan gizi seimbang dengan nutrisi yang optimal maka diharapkan tumbuh kembang anak akan optimal dan mencegah stunting," katanya.

Sudibyo menambahkan, percepatan penurunan stunting perlu terus dioptimalkan karena menjadi kunci penting dalam menyambut bonus demografi.

"Mengingat Indonesia akan mencapai bonus demografi yang harus dimanfaatkan dengan baik salah satu upayanya dengan menyiapkan SDM unggul dan mempercepat penurunan stunting," katanya.

IPADI, kata dia, mengapresiasi upaya pemerintah yang terus mengintensifkan program percepatan penurunan stunting atau kekerdilan di seluruh wilayah di tanah air.

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Suprapto menjelaskan bahwa pemerintah telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional.

"Pemerintah telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dengan target penurunan prevalensi stunting dari 24,4 persen pada 2021 menjadi 14 persen pada 2024" katanya.

Strategi penurunan stunting, kata dia, juga sudah ditetapkan dalam strategi nasional percepatan penurunan stunting sesuai Perpres Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

Baca juga: BKKBN lakukan audit di Gunungkidul akibat prevalensi stunting naik
Baca juga: BKKBN: Pola asuh dan makanan instan jadi tantangan stunting di Babel

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022