Bali (ANTARA) - Direktur Mutu Layanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Kalsum Komaryani mengatakan Forum G20 Bidang Kesehatan menekankan pentingnya penanggulangan resistensi antimikroba (Antimicrobial Resistance/AMR) melalui pendekatan Kesehatan Terpadu atau One Health.

"Sekarang saatnya bagi negara G20 untuk mengimplementasikan rencana aksi nasional AMR di semua sektor, menggunakan bukti ilmiah sebagai dasar kita dan meningkatkan intervensi,” kata Kalsum Komaryani dalam Pertemuan Kedua Menteri Kesehatan (2nd HMM) G20 di Bali, Jumat.

Ia mengatakan, AMR perlu diwaspadai karena dapat menyerang manusia, hewan, tumbuhan, makanan, dan lingkungan. AMR terjadi secara alami ketika mikroorganisme terpapar obat antimikroba dan beradaptasi untuk bertahan hidup.

Mikroorganisme yang resisten terhadap obat kemudian dapat menyebar dari waktu ke waktu, sehingga obat-obatan yang kini tersedia, tidak lagi efektif digunakan untuk merawat pasien.

Baca juga: WHO: Cermati resistensi antimikroba hindari penyakit sulit diobati

Kalsum mengatakan, AMR mempengaruhi semua negara, bahkan resistensi dapat terjadi di berbagai negara, khususnya negara dengan tingkat perekonomian yang rendah.

"Secara kolektif, AMR menghasilkan infeksi resisten yang disebut 'the silent pandemic'," katanya.

Kejadian itu menjadi salah satu topik pembahasan dalam Side Event Presidensi G20 sejak 24 Agustus 2022, di mana negara-negara anggota membahas bagaimana memajukan aksi bersama untuk mengatasi ancaman AMR.

Kalsum mengatakan dibutuhkan data yang lebih akurat dan andal terkait resistensi, penggunaan, dan konsumsi antimikroba pada manusia, hewan, tumbuhan, makanan, dan lingkungan. Hal tersebut harus dilakukan dengan bekerja sama menggunakan pendekatan One Health.

“Selain itu, jika kami mendapatkan akses yang lebih baik dan lebih adil terhadap vaksin, terapi, dan alat diagnostik, ini akan membantu mencegah dan mengendalikan infeksi pada kesehatan manusia, tumbuhan, dan hewan,” katanya.

Baca juga: Kemenkes: Resistensi antimikroba jadi pandemi senyap ancam dunia

Melalui serangkaian diskusi teknis, negara-negara anggota G20 mengidentifikasi sejumlah perkembangan yang diharapkan dapat mengatasi AMR.

Selain itu, G20 juga berkolaborasi Quadripartite bersama Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Organisasi Dunia Untuk Kesehatan Hewan (WOAH) untuk pendekatan One Health.

G20 juga membentuk Platform Kemitraan Multi-Stakeholder pada AMR oleh Quadripartite dan inisiatif SECURE oleh WHO dan Global Antibiotic Research and Development Partnership (GARDP) untuk menemukan antibiotik berdasarkan kebutuhan kesehatan masyarakat.

"Negara-negara G20 harus berkomitmen untuk meningkatkan cakupan dan kualitas diagnosis infeksi dan infeksi yang resisten di semua tingkat sistem kesehatan mereka," ujarnya.

Baca juga: G20 hadapi tantangan atasi ancaman AMR

Kalsum menambahkan, Pemerintah Indonesia berharap dapat berkolaborasi dengan India karena mengambil alih peran tuan rumah G20 pada tahun 2023 dan bergerak maju dalam pekerjaan mendesak untuk mengatasi AMR dengan negara-negara anggota.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022