Suzhou (ANTARA News) - Pemerintah berencana membangun special economic zone (SEZ) seperti yang ada di Suzhou Industrial Park (SIP), Suzhou, China, di Batam dan Bintan, Propinsi Riau. Ketua Kadin Indonesia, MS Hidayat, yang menyertai Wapres Jusuf Kalla mengunjungi SIP, Suzhou, China, Kamis, mengatakan seperti juga SIP, pembangunan SEZ di Batam dan Bintan akan bekerja sama dengan Pemerintah Singapura. "Dalam waktu dekat, Pemerintah Indonesia dan Singapura akan menandatangani kesepakatan pembangunan SEZ di Batam dan Bintan," katanya. Dalam kunjungan tersebut, Wapres didampingi Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Menneg BUMN Sugiharto, Menteri Perdagangan Mari Pangestu, dan Kepala BPKM Muhammad Lutfi. Ikut pula Ketua Komisi VII DPR Agusman Effendi, Ketua Komisi VI DPR Didik J Rachbini, Gubernur DKI Sutiyoso, Gubernur Jabar Danny Setiawan, dan Gubernur Jateng Mardiyanto. Menurut Hidayat, Batam dan Bintan akan menjadi proyek percontohan bagi pembangunan SEZ di delapan wilayah lainnya yang telah direncanakan pemerintah sebelumnya sebagai kawasan ekonomi khusus. Pemerintah telah mencanangkan 10 wilayah yang menjadi SEZ. Ke-10 wilayah itu adalah Batam, Bintan, Aceh, Sumatera Utara, Bojanegara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan. Hidayat mengatakan, mengikuti model SIP, struktur organisasi pengelola Batam dan Bintan akan terdiri dari Dewan Pengarah yang diketuai Wakil Presiden RI dan Perdana Menteri Singapura dengan anggotanya sejumlah menteri. "Sebagai pelaksana bisa ditunjuk Gubernur," katanya. Duduknya para menteri, lanjut Hidayat, akan memudahkan dalam pengambilan keputusan seperti penyederhanaan izin, pengurangan pajak dan percepatan pembangunan infrastruktur di wilayah khusus tersebut. Dalam penjelasannya ke Wapres, Chairman SIP Ma Minglong mengatakan, SIP yang didirikan 26 Februari 1994, berfokus pada industri moderen yang didukung industri jasa dan sarana sosial. Menurut dia, pada 2005, total omset SIP mencapai 165 miliar yuan (Rp185 triliun) dengan laju pertumbuhan 26 persen. Investasi asing baru terdaftar 3,81 miliar dolar AS (Rp34 triliun) dengan terealisasi 1,58 miliar dolar (Rp14 triliun). "Volume ekspor dan impor mencapai 40,56 miliar dolar AS (Rp365 triliun) dengan laju pertumbuhan 44 persen," kata Ma. Sejumlah fasilitas yang diberikan SIP antara lain pajak perusahaan yang lebih rendah, keamanan iklim investasi, proses perizinan satu atap, dan infrastruktur berstandar internasional. Berdiri di atas lahan 288 km persegi dengan populasi 270.000 penduduk, lingkungan SIP tampak asri dengan bangunan yang tertata rapi, pohon-pohon hijau yang rindang dan ada sebuah danau yang cukup besar. Setelah mengunjungi SIP, Wapres dan rombongan menuju Bandara Hongqiao, Shanghai sebelum bertolak ke Kota Shenzhen guna melanjutkan kunjungan kenegaraan selama dua hari. (*)

Copyright © ANTARA 2006