Sao Paolo (ANTARA) - Mantan presiden sayap kiri Luiz Inacio Lula da Silva memenangkan pemilihan Brazil yang diperjuangkan dengan sengit pada Minggu (30/10), menurut lembaga survei Datafolha.

Lula mengalahkan sang petahana, tokoh sayap kanan ekstrem Jair Bolsonaro, untuk masa jabatan kedua.

Lembaga jajak pendapat itu menyebut 95 persen suara sudah dihitung dalam pemilu di negara terbesar di Amerika Latin itu.

Penghitungan resmi mencapai 50,7 persen suara untuk Lula dan 49,3 persen untuk Bolsonaro.

Sejumlah besar suara masih harus dihitung di Negara Bagian Sao Paulo, yang merupakan kubu Bolsonaro. Tetapi, saingannya yang berhaluan kiri itu menyalip ke depan dalam putaran pemilu. 

Pemilu Brazil dinodai oleh tuduhan dari partai Lula, Partai Buruh, bahwa polisi menekan pemilih di beberapa daerah.

Pemilihan itu berfungsi sebagai referendum atas dua pandangan yang sangat bertolak belakang untuk masa depan Brazil.

Bolsonaro telah bersumpah untuk mengonsolidasikan perubahan tajam ke politik haluan kanan setelah Brazil di bawah kepemimpinannya menjadi salah satu negara di dunia yang mencatatkan kematian tertinggi akibat COVID-19, juga saat deforestasi di lembah Amazon meluas.

Lula menjanjikan lebih banyak tanggung jawab sosial dan lingkungan, seraya mengenang peningkatan kemakmuran selama masa kepresidenannya pada 2003-2010, sebelum skandal korupsi menodai partai tempatnya berasal, Partai Buruh. 

Bolsonaro tanpa bukti menggambarkan sistem pemungutan suara itu sebagai rawan penipuan. 

Pernyataannya itu meningkatkan kekhawatiran bahwa dia mungkin tidak akan mengakui kekalahan, mengikuti contoh sekutu ideologisnya, mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Situasi itu telah menambah ketegangan dalam pemilihan paling memecah belah Brazil sejak kembalinya demokrasi pada 1985 pascakediktatoran militer, yang ditentang oleh Lula --mantan pemimpin serikat pekerja-- namun dikenang oleh Bolsonaro, seorang mantan kapten tentara.
 
Para sekutu Lula pada Minggu mengatakan polisi sempat menghentikan bus yang membawa pemilih di jalan raya meskipun otoritas pemilihan telah melarang mereka melakukan tindakan itu.

Media Brazil melaporkan bahwa operasi semacam itu terkonsentrasi di timur laut, kawasan tempat Lula memiliki dukungan terkuat.

"Apa yang terjadi hari ini adalah kriminal. Tidak ada pembenaran bagi (polisi) untuk memasang penghalang jalan pada Hari Pemilihan," kata Ketua Partai Buruh Gleisi Hoffman kepada wartawan.

Namun, Mahkamah Tinggi Pemilihan (TSE), yang menyelenggarakan pemilihan Brazil, mengatakan tidak ada pihak yang dihalangi untuk memberikan suara. TSE menolak untuk memperpanjang jam pemungutan suara.

Kepolisian Jalan Raya Federal mengatakan mereka telah mematuhi perintah mahkamah.

Dengan stiker Bolsonaro di dada, warga Rio de Janeiro bernama Ana Maria Vieira mengatakan dia pasti akan memilih presiden itu, dan tidak akan pernah setuju memilih Lula.

“Saya melihat apa yang dilakukan Lula dan geng kriminalnya terhadap negara ini,” katanya, ketika dia tiba untuk memberikan suara di daerah Copacabana Rio. 

Vieira menambahkan bahwa dia menganggap penanganan ekonomi yang dijalankan Bolsonaro “fantastis.”

Kemenangan Lula akan menandai kebangkitan yang menakjubkan bagi pemimpin sayap kiri itu, yang dipenjara pada 2018 selama 19 bulan dalam kasus suap. 

Hukuman itu dibatalkan Mahkamah Agung tahun lalu --putusan yang membuka jalan baginya untuk mengupayakan masa ketiga jabatan presiden. 

Di Sao Paulo, pengacara berusia 31 tahun bernama Gerardo Maiar mengatakan dia merasa ngeri dengan apa yang telah dilakukan Bolsonaro sebagai presiden.

"Empat tahun terakhir memalukan, baik secara nasional maupun internasional," katanya setelah pemungutan suara. "Saya pikir konyol bagi Brazil berada dalam posisi memalukan ini."

Sumber: Reuters

Baca juga: Bolsonaro dan Lula saling serang dalam debat pertama pilpres Brazil

Baca juga: Lula janji berantas korupsi jika terpilih sebagai presiden Brazil


 

Brazil gelar parade untuk peringati 200 tahun kemerdekaannya

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022