“Jika kehilangan gigi terutama gigi depan pada saat pengucapan huruf s itu akan berbeda itu suaranya itu akan pasti akan mendesis. Oleh karena itu harus segera dibuatkan gigi tiruan jika terjadi kehilangan gigi tetap,”
Jakarta (ANTARA) - Dokter Gigi Spesialis Prosthodonti RSCM, Djamilah Tohirah mengimbau untuk secepatnya membuat gigi tiruan meski hanya kehilangan satu gigi agar fungsi gigi dapat terjaga.

“Kalau tidak ruangan yang kosong itu, gigi sebelahnya itu akan bergeser. Kita menyebutnya itu adalah migrasi kemudian gigi pendukung yaitu gigi atas gigi lawan yaitu akan turun,” katanya dalam talkshow HUT 103 RSCM yang ditayangkan secara daring, Senin.

Djamilah menyampaikan jika ada gigi yang sudah turun maka otomatis hubungan rahang atas dan rahang bawah sudah tidak harmonis lagi. Ketidakharmonisan juga bisa berdampak pada kelainan sendi atau temporomandibular yang akan membutuhkan perawatan ekstra kepada dokter spesialis lain.

Pembuatan implan atau gigi tiruan, sebutnya, merupakan upaya untuk memperbaiki fungsi mastikasi karena jika tidak ada gigi akan menyababkan seseorang sulit dalam menguyah makanan. Selain itu implan juga berfungsi untuk memperbaiki estetika terutama untuk gigi bagian depan serta memperbaiki fungsi bicara.

“Jika kehilangan gigi terutama gigi depan pada saat pengucapan huruf s itu akan berbeda itu suaranya itu akan pasti akan mendesis. Oleh karena itu harus segera dibuatkan gigi tiruan jika terjadi kehilangan gigi tetap,” ujarnya.

Lebih lanjut Djamilah menjelaskan bahwa implan gigi terbagi menjadi dua, yakni gigi tiruan lepas dan cekat. Gigi tiruan lepas merupakan implan yang bisa dilepas pasang oleh pasien itu sendiri.

Keuntungan dari jenis ini adalah mudah dibersihkan layaknya menyikat gigi. Namun, sering kali pasien merasa tidak nyaman karena ada benda asing di dalam mulut dan gigi. Belum lagi jika terbuat dari bahan akrilik yang lebih mudah rapuh dan pecah. Sedangkan gigi tiruan cekat lebih nyaman karena proses adaptasinya lebih cenderung karena lebih menyerupai gigi asli.

“Gigi tiruan cekat itu adalah gigi yang dipasang secara cekat, bisa gigi pendukungnya. gigi kiri kanannya yang dilakukan sementasi. Nah dengan begitu pasien akan merasa itu adalah seperti gigi asli dan adaptasinya pun cukup baik,” jelas dia.

Terkait pemeliharaan, gigi tiruan lepas pasang harus lebih ekstra. Gigi tiruan harus disikat secara teratur menggunakan sikat gigi dan pasta gigi, perbanyak berkumur setelah makan dan dilepaskan saat malam hari, serta rajin kontrol ke dokter gigi.

“Kalau yang cekat karena itu berada di dalam rongga mulut tentunya harus dilakukan evaluasi setiap enam bulan sekali baik itu melalui bantuan pemeriksaan penunjang dengan pembuatan foto panoramik atau dengan cara pemeriksaan dari intra oral,” tuturnya.

Djamilah juga mengingatkan agar hanya membuat gigi tiruan ke dokter spesial karena pengetahun, bahan dan higienitas yang lebih terjamin.

“Buatlah gigi tiruan itu di dokter gigi spesialis. Bahannya pun juga lebih terjamin dan rencana perawatan yaitu pun juga lebih terjamin , lebih higienis,” ucap dia.
Baca juga: FKG Unhas pecahkan rekor MURI pasang gigi tiruan kepada 223 pasien
Baca juga: Dokter bagi tips cara merawat gigi palsu agar awet dan sehat
Baca juga: Pemakaian gigi tiruan bagi kaum lansia disosialisasikan FKG UI


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022