Seperti yang dinyatakan ACI, transportasi udara harus melakukan pengurangan karbon sehingga dapat terus menghubungkan orang, ekonomi, beragam ide, budaya dan dunia usaha untuk generasi mendatang
Jakarta (ANTARA) - PT Angkasa Pura II (Persero) berkomitmen penuh dalam mendukung pengurangan emisi karbon di industri aviasi melalui penggunaan energi baru terbarukan (EBT) dalam mendukung operasional bandara.

President Director AP II Muhammad Awaluddin menyampaikan bahwa upaya tersebut sejalan dengan program global Net Zero Carbon Emissions pada 2050 yang dicetuskan Airport Council International (ACI) dan mendapat dukungan dalam 41st Assembly of the International Civil Aviation Organization (ICAO).

“Seperti yang dinyatakan ACI, transportasi udara harus melakukan pengurangan karbon sehingga dapat terus menghubungkan orang, ekonomi, beragam ide, budaya dan dunia usaha untuk generasi mendatang,” ujar Awaluddin di Jakarta, Senin.

Awaluddin mengatakan, aspek operasional dan pelayanan di bandara-bandara AP II kini berfokus dan memperhatikan lingkungan.

AP II turut bergabung dengan komunitas global dalam mencapai target net zero carbon emissions di industri aviasi pada 2050.

Is menyampaikan, dalam tahap pertama, penggunaan EBT diterapkan di tiga bandara yakni Bandara Soekarno-Hatta (Banten), Bandara Kualanamu (Sumatera Utara) dan Bandara Banyuwangi (Jawa Timur).

“Pada tahap awal, pemanfaatan PLTS ada di tiga bandara tersebut sebelum nantinya menjangkau 20 bandara. Pembangunan PLTS dilakukan bertahap hingga nantinya pada 2025 di 20 bandara akan terpasang PLTS dengan kapasitas total 26,34 MWp (Mega Watt Peak),” ujarnya.

Ia menyebut, pembangunan panel surya untuk PLTS di Bandara Kualanamu saat ini sudah tuntas 100 persen untuk digunakan di di Terminal Kargo dan gedung administrasi (atap seluas 5.100 meter persegi dengan kapasitas 761 kilo watt peak).

Bandara Banyuwangi juga sudah menyelesaikan 100 persen pembangunan PLTS untuk di gedung Airport Rescue & Fire Fighting (atap seluas 600 meter persegi dengan kapasitas 35,1 kilo watt peak).

Di Bandara Soekarno-Hatta pembangunan PLTS sudah mencapai 90 persen untuk di area Terminal 2 yakni jalur linking Terminal 2 (atap seluas 1.400 meter persegi dengan kapasitas 309 kilo watt peak) dan area komersial Terminal 2 (atap seluas 4.320 meter persegi dengan kapasitas 1.197 kilo watt peak).

“Pembangunan PLTS di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta ini melengkapi PLTS berkapasitas 241 kilo watt peak yang sudah dioperasikan di gedung Airport Operation Control Center (AOCC) Bandara Soekarno-Hatta,” katanya.

Lebih lanjut Awaluddin mengatakan, secara berkelanjutan AP II mempersiapkan 3 aspek penting dalam upaya penghematan energi dan mencapai target global net carbon emissions, yakni SDM terkait kompetensi teknik kelistrikan berbasis EBT, proses terkait prosedur baku dalam pengoperasian EBT, dan teknologi terkait penggunaan platform yang tepat guna dalam pengoperasian EBT.

Di samping membangun PLTS di bandara-bandara, AP II juga mengandalkan teknologi dalam penghematan energi listrik guna mendukung penerapan konsep green airport.

"AP II telah membangun sistem yang dinamakan MANTRI (Monitoring System of Airport and Non-Airport Threshold Electrical Infrastructure) guna mengendalikan dan memonitor secara real time penggunaan energi di lingkungan AP II," katanya.

Baca juga: AP II targetkan 20 bandara gunakan PLTS pada 2025

Baca juga: KemenESDM-AP II siapkan manajemen energi berstandar global di Soetta

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022