Beijing (ANTARA) - Asosiasi Teh Indonesia menandatangani kesepakatan kerja sama kemitraan bisnis dengan Rongxian Tea Industry Association yang membawahi sejumlah perusahaan teh di China.

"Hal itu sebagai upaya untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan China," kata Atase Perdagangan Kedutaan Besar RI di Beijing, Marina Novira Anggraini, Selasa.

Ia berharap kerja sama pada sektor industri dan perdagangan teh tersebut menguntungkan kedua negara.

Menurut data Atase Perdagangan KBRI Beijing, selama Januari-September 2022 nilai ekspor teh Indonesia ke China telah mencapai 3,5 juta dolar AS (sekitar Rp54,73 miliar) atau tumbuh sebesar 25,20 persen dibandingkan periode Januari-September 2021.

Namun selama periode itu pula, nilai impor teh Indonesia dari China mencapai 6,2 juta dolar AS (sekitar Rp96,97 miliar) atau tumbuh 680,70 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Nah di sinilah pentingnya asosiasi teh kedua negara melakukan kerja sama teknis. Ini bagian dari strategi kita agar ekspor teh kita ke China juga mengalami kenaikan yang signifikan," kata Marina.

Ia menganggap pasar teh di negara berpenduduk 1,4 miliar jiwa itu sangat luas sehingga industri teh Indonesia memerlukan asosiasi yang memiliki jaringan luas di China.

Indonesia menempati peringkat ke-6 dari 91 negara pengekspor teh ke China dan kerja sama kedua negara di bidang industri teh dianggap perlu ditingkatkan.  

Baca juga: Impor bawang putih China, Asosiasi khawatir harga masih sulit ditekan

Baca juga: Menteri Erick: China beli produk kelapa sawit Indonesia


 

Teguk teh racikan untuk tingkatkan kesejahteraan warga perkebunan

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022