Kami minta warga jika terjadi gempa dahsyat maka segera mengevakuasi mandiri ke tempat-tempat yang tinggi yang aman
Serang (ANTARA) -
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat pesisir selatan Banten agar selalu mewaspadai adanya potensi tsunami dengan ketinggian hingga 30 meter.
 
"Kami minta warga pesisir selatan Banten tetap waspada, namun tidak panik berlebihan," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Serang Tarjono di Serang, Jumat.
 
Menurut dia, sebetulnya pesisir selatan Banten berpotensi tsunami dan bukan hal yang baru, tetapi sudah lama berdasarkan hasil kajian keilmuan yang saat itu diungkap oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), BMKG dan instansi lain.

Potensi gelombang tsunami hingga 30 meter itu, dimana di laut selatan Jawa terdapat pertemuan lempengan Indo - Australia dan Eurasia.
 
Kedua lempengan itu di laut selatan Banten kerap terjadi gempa tektonik di bawah magnitudo 5.
 
Karena itu, masyarakat pesisir selatan Kabupaten Lebak dan Pandeglang, Banten, agar selalu waspada potensi gelombang tsunami tersebut.

Baca juga: Gempa M 5,5 terjadi di Banten

Baca juga: BMKG: Bibit siklon tropis dekat Banten pengaruhi hujan beberapa daerah
 
"Kami minta warga jika terjadi gempa dahsyat maka segera mengevakuasi mandiri ke tempat-tempat yang tinggi yang aman dan tidak menunggu sirine," katanya menjelaskan.
 
Ia mengatakan berdasarkan hasil kajian keilmuan potensi gelombang tsunami itu dengan gempa magnitudo di atas 7 dengan kedalaman kurang dari 60 kilometer.
 
Masyarakat pesisir selatan Banten  harus mengevakuasi secara mandiri jika terjadi gempa berkekuatan di atas magnitudo 7, karena berpotensi tsunami.
 
Untuk mengurangi risiko kebencanaan tsunami dan tidak menimbulkan banyak korban maupun kerusakan material, kata dia, pihaknya melaksanakan kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat pesisir selatan Banten.
 
Kegiatan itu bertujuan agar masyarakat pesisir dapat mengantisipasi ketika terjadi gempa dan tsunami dengan melakukan evakuasi secara mandiri ke tempat - tempat tinggi dan lokasi aman tanpa menunggu sirine.
 
BMKG juga melakukan kegiatan "Goes to School" juga Sekolah Lapang Gempa ( SLG) untuk memberikan pengetahuan kepada siswa dan masyarakat bagaimana penyelamatan diri sendiri jika terjadi gempa dan tsunami.

Baca juga: Gempa Banten M 5,1 dipicu sesar aktif di dasar laut
 
Selain itu BMKG telah memasang tiga peralatan sirine di pesisir selatan Banten antara lain di Pantai Labuan, Pasauran dan Panimbang.
 
Namun demikian, BMKG mengajak perusahaan swasta di selatan Banten agar memasang sirine secara mandiri.
 
Sebab, PLTU Labuan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Banten telah memasang sirine dan bisa terkoneksi pada masyarakat pesisir.
 
Tombol operator sirine itu dipegang BPBD Banten dan jika terjadi gempa dahsyat akan berbunyi hingga radius 5 kilometer.
 
"Kami berharap perusahaan swasta dapat melakukan pemasangan sirine di pesisir selatan Banten," katanya.
 
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama memetakan jalur evakuasi di pesisir selatan untuk penyelamatan warga apabila terjadi gelombang tsunami.
 
BPBD Lebak memetakan jalur evakuasi di pesisir selatan meliputi enam kecamatan, yakni Kecamatan Wanasalam, Malingping, Cihara, Panggarangan, Bayah dan Cilograng.
 
"Kami memetakan 120 titik di enam kecamatan itu agar warga dapat memanfaatkan jalur untuk penyelamatan jiwa apabila terjadi bencana tsunami," katanya.

Baca juga: Gempa M 5,0 di Lebak Banten Jumat akibat aktivitas subduksi lempeng

Baca juga: Bibit Siklon Tropis 95S tumbuh, pengaruhi hujan lebat di Banten-Jateng
 
 
 
 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022