Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Swiss Import Promotion Programme (SIPPO); Kementerian Pertanian; Dinas KUKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandung; serta Asosiasi Eksportir Sayur dan Buah Indonesia (AESBI), pada Rabu menyelenggarakan Workshop SIPPO dengan tema “Access to Swiss & European Union Market through SIPPO Programme” di Bandung, Jawa Barat.

Siaran pers Kementerian Perdagangan menyebutkan kegiatan tersebut dilaksanakan selain untuk meningkatkan kemampuan para eksportir agar dapat menyesuaikan kualitas produknya di negara tujuan ekspor, khususnya wilayah Eropa, juga sebagai upaya penjaringan calon peserta Pameran Fruit Logistica 2013 di Jerman.

Pada workshop ini, dua tenaga ahli SIPPO yaitu Jonas Spahn dan Eduard Bloch memberikan pengetahuan dan pengalamannya di bidang hortikultura khususnya untuk buah dan sayuran.
 
Jonas Spahn memperkenalkan program-program dan fasilitasi SIPPO serta menjelaskan prospek produk hortikultura di pasar Eropa. Sementara, Eduard Bloch menyampaikan informasi mengenai Pameran Fruit Logistica 2013 dan kaitannya dalam penyeleksian calon peserta khususnya bagi yang telah memiliki sertifikasi GLOBAL GAP.

Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Meskipun saat ini nilai perdagangan Indonesia untuk produk hortikultura masih negatif, namun potensi hortikultura, khususnya sayuran dan buah Indonesia, masih cukup besar dan variatif.

“Kami optimis bahwa produk hortikultura Indonesia mampu bersaing dengan produk hortikultura dari negara lain. Dari segi rasa, kita masih unggul, namun dari segi tampilan memang harus kita perbaiki agar lebih menarik konsumen. Oleh karena itu, ini merupakan salah satu PR yang harus kita selesaikan bersama,” ungkap Direktur Pengembangan Produk Ekspor dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perdagangan, Dody Edward.

Perkembangan ekspor sayuran dan buah Indonesia selama periode 2007-2011 menunjukan tren yang cenderung positif, yaitu sebesar 8,26%, dengan negara yang menjadi tujuan ekspor antara lain Singapura, Pakistan, India, China dan Bangladesh. Pada tahun 2007 nilai ekspor sayuran dan buah Indonesia mencapai USD 335 juta, sementara pada tahun 2011 nilai ekspornya mencapai USD 493 juta.

Hal yang cukup menggembirakan adalah nilai ekspor periode Januari-April 2012 telah mencapai USD 152 juta atau terjadi peningkatan 10,88 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2011 yaitu USD 137 juta.

(A038)

Pewarta: Aditia Maruli Radja
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2012