Makassar (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa kondisi kerusakan hutan Indonesia dewasa ini sudah sangat mencemaskan, karena itu, upaya penyelamatan hutan dan lingkungan serta sumber daya alam lainnya harus dilaksanakan sekarang juga dan tidak boleh ditunda-tunda lagi. "Selamatkan hutan dan sumber daya alam lainnya sekarang juga. Now! Not tommorow! Not the day after today (sekarang, bukan besok)," kata Presiden Yudhoyono dalam sambutannya pada peluncuran Komunitas Hijau (Unhas Green Community) civitas akademika Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dan peringatan Hari Bumi 2006 di kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Minggu. Presiden yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono, Mendiknas Bambang Soedibyo, Gubernur Sulsel HM Amin Syam dan Rektor Unhas, Prof DR Idrus Patturusi itu mengemukakan dewasa ini sudah 59 juta hektare kawasan hutan negeri ini telah rusak dan kerusakan itu masih terus bertambah dua juta hektare lebih setiap tahun akibat pembalakan liar dan perambahan hutan yang merusak ekosistem flora dan fauna. Kerusakan itu tidak hanya mempercepat kepunahan flora dan fauna yang tidak dimiliki oleh bangsa lain, tetapi juga menimbulkan berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor, kesulitan air, perubahan iklim dan kebakaran hutan yang kemudian menimbulkan `ekspor` asap ke negara tetangga yang cukup memalukan bangsa. Karena itu, kata Presiden, semua pihak harus dengan sungguh-sungguh terlibat dalam upaya menyelamatkan hutan yang rusak, mengkonversi yang masih baik, mengendalikan pemanfaatan hutan alam serta mencegah kerusakan hutan sampai pada batas yang paling minimal, dan jangan menunggu sampai bangsa ini dipermalukan kembali oleh "ekspor" asap seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Puji Unhas Kepala negara memuji Universitas Hasanuddin karena menjadi perguruan tinggi pertama di Indonesia yang memiliki komunitas hijau sebagai wujud dari komitmen perguruan tinggi terkemuka di KTI ini dalam menumbuh-kembangkan kesadaran lingkungan dan memotivasi masyarakat agar terlibat aktif dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan dan sumber daya alam di kawasan ini. "Dari kampus Unhas ini, mari kita canangkan perang terhadap penebangan liar (illegal logging), kita berantas pencurian hasil hutan dan perdagangan gelap kayu hutan curian itu ke luar negeri serta semua aktivityas yang menyebabkan kerusakan hutan," ujar Kepala Negara. Presiden berharap komitmen menyelamatkan lingkungan dan sumber daya alam melalui peluncuran "Green Community" di Unhas ini akan terus menjalar ke kampus-kampus perguruan tinggi, instansi dan tempat-tempat publik lainnya di tanah air. Kepala negara juga mengajak seluruh komponen bangsa untuk melaksanakan gerakan menanam bibit-bibit pohon yang baik dan memeliharanya serta gerakan penghematan dalam menggunaan air, listrik, telepon dan bahan bakar. "Bangsa kita termasuk bangsa yang boros, dan akibat pemborosan itu, ratusan miliar bahkan triliunan rupiah anggaran negara tersita untuk membayarnya, padahal kalau bisa menghemat, dana itu bisa dialihkan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat," ujar Kepala Negara lagi. Usai memberikan sambutannya, Presiden dan Ibu Ani Yudhoyono serta sejumlah menteri dan Gubernur Sulsel, Muspida dan rektor serta bupati/walikota se Sulsel turun melakukan penanaman berbagai jenis bibit pohon endemik di Sulawesi. Presiden Yudhoyono sendiri menanam pohon jenis ebony (kayu hitam) yang endemik Sulawesi bahkan telah langka tapi memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Presiden juga membubuhkan pesannya pada papan putih bertuliskan "Unhas Green Community" dengan isi pesan: Selamatkan lingkungan kita, selamatkan negara kita, selamatkan masa depan kita." Rektor Unhas Idrus Patturusi mengatakan pihaknya sudah menyediakan lahan seluas 38 hektar dari 200 hektar lebih areal kampus Unhas Tamalanrea itu untuk penanaman 28 jenis bibit pohon. Universitas ini juga mengelola 1.300 hektare hutan pendidikan, namun saat ini kekurangan satwa untuk dikembangkan di dalamnya. Unhas Green Community berkomitmen untuk menggalakkan gerakan penanaman pohon, menyediakan bibiti danm menjadikan kampus, sekolah dan fasilitas umum di daerah ini sebagai kawasan hijau. (*)

Copyright © ANTARA 2006