Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak dari RSUD Tarakan Jakarta dr. Mustari M, Sp.A meminta orang tua untuk menjaga asupan cairan anak saat demam.

"Prinsip menurunkan demam itu adalah cukupkan cairan. Anggaplah demam itu api, maka padamkanlah dengan air," kata Mustari dalam bincang-bincang kesehatan yang digelar daring, diikuti dari Jakarta, Rabu.

Menurut dia, mekanisme pelepasan panas saat demam akan mengambil cairan yang ada di dalam tubuh. Sehingga, katanya, memenuhi asupan cairan saat demam menjadi tindakan yang tepat.

Baca juga: Dokter anjurkan orang tua pantau tanda dehidrasi saat anak demam

Adapun jumlah asupan cairan harian yang dibutuhkan, kata dia, adalah 1.000 cc untuk anak dengan berat badan di bawah 10 kilogram dan 1.250-1.500 cc untuk anak dengan berat badan 20-30 kilogram.

Selain dari air putih, Mustari mengatakan asupan cairan juga bisa didapatkan dari susu, teh, hingga jus buah yang disukai anak-anak.

Baru setelah itu, kata dia, orang tua bisa mengompres anak menggunakan kain yang telah direndam air hangat kemudian ditempelkan di bagian-bagian tubuh yang paling dekat dengan pembuluh darah.

Baca juga: Dinkes DKI bagikan tips percepat penyembuhan demam pada anak

"Kalau masih tidak mempan, baru silakan dikasih obat penurun panas. Tapi karena kondisi sekarang, minum yang digerus dulu sementara, atau kalau anak sudah pintar minum obat, minum yang tablet," ujarnya.

Mustari mengatakan menjaga asupan cairan dan mengompres anak saat demam menjadi alternatif yang sangat disarankan sebagai penanganan pertama di rumah, di tengah banyaknya obat sirop yang ditarik peredarannya oleh Kementerian Kesehatan karena mengandung propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan/atau gliserin/gliserol yang dicurigai sebagai penyebab gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA).

Baca juga: Dokter jelaskan penanganan pertama ketika anak terserang demam

Meski demikian, Kementerian Kesehatan juga telah merilis 156 obat sirop yang dipastikan tidak menggunakan keempat senyawa tersebut sehingga boleh diresepkan oleh tenaga kesehatan dan aman digunakan sesuai aturan pakai.

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022