Jakarta (ANTARA) - Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie mengapresiasi pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali yang dilakukan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

"Saya kira apa pun yang dilakukan TNI patut diapresiasi setinggi-tingginya, tetapi tidak berarti semua persiapan harus dibuka ke publik sebagai ajang 'show off' (pamer)," kata Connie di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, keamanan KTT G20 berisiko tinggi apalagi ada dua negara yang sedang berperang, yakni Rusia dan Ukraina. Faktor keamanan Presiden Putin dan Zelensky menjadi taruhan.

"Saya pribadi sangat mengkhawatirkan jika terjadi sesuatu di Bali pada beliau karena jika Rusia kehilangan Presiden seperti Putin saat ini, itu sama dengan kita kehilangan Soekarno di detik-detik Kemerdekaan Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, menjelang pelaksanaan KTT G20 pada 15-16 November 2022 di Bali, TNI Angkatan Laut memperkuat pengamanan akses masuk ke wilayah Bali melalui perairan. Prajurit TNI AL mulai ditempatkan di titik-titik pelabuhan yang menjadi pintu masuk ke wilayah Bali, Selasa (8/11).

Pasukan TNI AL mempertebal pengamanan di sejumlah lokasi strategis, seperti Pelabuhan Benoa, Jalur Tol Laut Bali Mandara, dan sektor laut di bawah Landasan Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Baca juga: TNI akan gunakan drone untuk pengamanan dan pemantauan G20
Baca juga: Panglima TNI siapkan 18.030 personel gabungan amankan KTT G20


Komandan Pangkalan TNI AL Denpasar selaku Dansubsatgas PAM Pelabuhan Kolonel Marinir I Dewa Nyoman Gede Rake Susilo menyampaikan guna mengamankan akses masuk ke Bali melalui jalur laut, maka jajarannya telah menempatkan pasukan di sejumlah titik.

"Siapa pun yang melintasi wilayah perairan ini akan diperiksa terlebih dulu, termasuk para nelayan yang keluar masuk melalui pelabuhan agar dilengkapi dengan identitas diri karena akan di cek tim gabungan dari TNI AL dan kepolisian. Selain itu telah disosialisasikan akan ada jam malam pukul 22.00 untuk pembatasan aktivitas di area pelabuhan kepada para ABK maupun nelayan," tuturnya.

Untuk Satuan Tugas Laut Pengamanan VVIP Presidensi G20 ini, TNI AL telah mengerahkan kekuatan dari unsur-unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) di mana seluruhnya dalam kondisi siap tempur.

"Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan KTT G20 merupakan kepercayaan, kehormatan, dan kebanggaan. Di balik itu terkandung tanggung jawab dan tantangan bagi kita untuk memastikan pertemuan KTT G20 aman lancar dan berhasil, Saya yakin kita mampu menjawab ini dengan gemilang," kata Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022