Madrid (ANTARA News) - Pada masa ketika Spanyol berharap akan meluncurkan proses perdamaian guna menyelesaikan konflik Basque yang sudah berlangsung empat dekade, perselisihan berkobar antara pihak berwenang Spanyol dan Basque soal "Guernica", lukisan Pablo Picasso terkenal, yang dipandang masyarakat Basque sebagai simbol nasional. Pemerintah daerah Basque telah mengajukan permintaan untuk meminjam adikarya tersebut dari Madrid bagi pameran di Bilbao guna merayakan 70 tahun pada 2007 pemboman kota Guernica oleh Nazi Jerman guna mendukung Jenderal Francisco Franco pada Perang Saudara Spanyol. Namun demikian, pemerintah Spanyol mengemukakan "Guernica" akan kian rusak untuk melakukan perjalanan lagi, karena sebelumnya telah diboyong ke sana kemari ke puluhan pameran sejak Picasso menciptakannya pada 1937 untuk Paris World Fair. Masyarakat Basque, yang sudah berusaha meminjam dengan sia-sia lukisan itu bagi peresmian museum seni Guggenhein di Bilbao pada satu dasawarsa silam, mencurigai kondisi lukisan itu sebagian sebagai dasar alasan untuk menjamin kehadirannya tidak akan mengobarkan perasaan nasionalisme Basque. Kondisi angkutan modern menjamin bahwa kanvasnya tak akan rusak, kata jurubicara pemerintah Basque, Miren Azkarate, sebagaimana dilaporkan DPA. Sebaliknya, Menteri Kebudayaan Carmen Calvo menyatakan tekadnya "Guernica" tak akan meninggalkan museum seni modern Reina Sofia, tempat lukisan itu disimpan. Tak terpisahkan dengan politik Secara resmi, masalah "Guernica" tak ada urusannya sama sekali dengan harapan diakhirinya konflik Basque, menyusul deklarasi gencatan senjata belum lama ini oleh kelompok separatis ETA, yang telah menewaskan 800 orang dalam perjuangannya bagi terwujudnya negara Basque yang berdaulat sejak 1968. Namun dalam prakteknya, lukisan Picasso tak dapat dipisahkan sama sekali dengan politik, karena Guernica yang berpenduduk kurang dari 20.000 orang merupakan ibukota spiritual Basque, tempat raja-raja Spanyol pernah bersumpah akan menghormati otonomi Basque. Pada 26 April 1937, Legiun Condor Jerman meratakan dengan tanah Guernica, sehingga menewaskan sekitar 1.500 penduduk sipil dalam aksi yang memicu kemarahan internasional dan mengilhami Picasso untuk mencipta lukisan kubisme hitam putih "Pekik Perdamaian dan Kebebasan," sebagaimana dilukiskan Azkarate. Berukuran 7,76 X 3,49 meter, lukisan yang menggambarkam penderitaan rakyat dan binatang di tengah perang dan kekacauan itu dapat pula ditafsirkan sebagai simbol perlawanan Basque atas kediktatoran Jenderal Franco pada 1939-75, yang menindas bahasa dan budaya Basque. (*)

Copyright © ANTARA 2006