Tokyo (ANTARA) - Kenaikan awal mata uang safe-haven dolar AS gagal setelah perdagangan yang bergejolak pada Rabu, karena para pedagang merasa tak terlalu khawatir menyusul pernyataan Presiden AS Joe Biden bahwa rudal yang menyebabkan ledakan di Polandia mungkin tidak ditembakkan dari Rusia.

Anggota NATO Polandia dan Ukraina mengatakan ledakan yang menewaskan dua orang di sebuah kota dekat perbatasan mereka disebabkan oleh roket buatan Rusia, meningkatkan kekhawatiran eskalasi perang. Namun, Biden mengatakan senjata itu mungkin tidak ditembakkan oleh Rusia, meskipun penyelidikan sedang berlangsung.

Menurut pejabat AS, temuan awal menunjukkan bahwa rudal yang menghantam Polandia ditembakkan oleh pasukan Ukraina ke arah rudal Rusia yang masuk, kata Associated Press.

Rusia menyangkal bertanggung jawab atas ledakan itu.

"Pasar mencoba mengukur risiko dan apa artinya itu," kata Moh Siong Sim, ahli strategi mata uang di Bank of Singapore. "Apakah itu sesuatu yang akan menyebabkan ketegangan lebih lanjut atau mungkin ini adalah sesuatu yang akan menurun dalam beberapa hari ke depan."

"Saat ini, ada sedikit pergumulan di pasar tentang bagaimana menilai risiko ini," tambahnya.

Biden berbicara setelah para pemimpin global mengadakan pertemuan darurat pada Rabu menyusul ledakan mematikan yang menurut otoritas Ukraina dan Polandia disebabkan oleh rudal buatan Rusia.

Perdagangan yang bergejolak selama sesi Asia melihat mata uang utama berayun antara keuntungan dan kerugian, dengan indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang dengan bobot euro yang paling berat, naik 0,31 persen menjadi 106,76 sebelum diperdagangkan terakhir 0,05 persen lebih rendah pada 106.38.

Euro naik 0,127 persen pada 1,0377 dolar, setelah tergelincir 0,18 persen di awal sesi. Mata uang tunggal melihat pergerakan serupa semalam.

Sterling terakhir diperdagangkan pada 1,1875 dolar, naik 0,06 persen setelah membalikkan penurunannya dari awal perdagangan.

Yen Jepang melemah sekitar 0,3 persen pada 139,75 per dolar, dipengaruhi oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang AS selama perdagangan Tokyo karena permintaan untuk aset aman mereda. Imbal hasil obligasi bergerak terbalik terhadap harga.

Mata uang Antipodean yang peka terhadap risiko pulih dari penurunan awal dengan dolar Australia terakhir naik 0,19 persen pada 0,67685 dolar AS, sementara kiwi datar pada 0,6158 dolar AS.

"Pasar mata uang sedang stabil, mempermainkan gagasan bahwa ini ... tidak selalu menyiratkan eskalasi perang, dengan NATO perlu terlibat," kata Rodrigo Catril, ahli strategi mata uang senior di National Australia Bank.

Ketahanan dalam dolar Aussie dan Selandia Baru meskipun sentimen risiko berubah-ubah menunjukkan "ada banyak keinginan untuk mendorong dolar AS lebih rendah," kata Catril.

Baca juga: Pasar uang bergejolak setelah rudal Rusia diduga nyasar ke Polandia

Baca juga: Emas turun tipis 0,10 dolar, hentikan reli tiga hari berturut-turut

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022