Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak konsultan neonatalogi Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswarmo, Sp.A(K) mengatakan bahwa bayi yang lahir prematur tetap dapat tumbuh dengan baik dengan catatan orang tua harus lebih memantau kondisi anak.

“Memang bayi prematur jelas tidak sama dengan bayi cukup bulan. Ibu jangan kecil hati. Bayi prematur ini bisa tumbuh baik,” kata dokter yang merupakan Guru Besar FKUI itu dalam bincang virtual IDAI diikuti di Jakarta, Kamis.

Bertepatan dengan Hari Prematur Sedunia (World Prematurity Day) yang diperingati setiap 17 November, Rina mengingatkan bahwa bayi prematur harus bangkit dan pertumbuhannya tidak boleh tertinggal sehingga menjadi bagian dari pembentukan sumber daya manusia yang unggul, baik di Indonesia maupun di dunia.

Untuk mencapai pertumbuhan yang normal, ujar Rina, memang perjalanan yang harus dilalui orang tua akan lebih berat. Selain memantau pertumbuhan, dia juga mengingatkan pemantauan terhadap perkembangan anak juga tidak kalah pentingnya.

Baca juga: Dokter sebutkan ciri-ciri fisik bayi lahir prematur

Beberapa hal yang harus dinilai dan diperhatikan oleh orang tua dalam memantau kondisi bayi lahir prematur secara rutin antara lain memastikan kesehatan fisik secara umum apakah ada kelainan atau tidak, memantau fungsi kognitif pada anak, serta memantau kesehatan mental pada anak.

“Setiap milestone, setiap usia itu mempunyai kekhususan sendiri-sendiri, di mana dia harus dinilai. Sebenarnya anak itu harus dipantau sampai usia dewasa yaitu 18 tahun. Pada bayi prematur, dia adalah high risk baby itu jauh lebih ketat,” kata Rina.

Setelah perawatan di rumah sakit selesai, orang tua dianjurkan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter yang merawat bayi selama di PICU. Kemudian disarankan pula untuk berkonsultasi dengan dokter rehabilitasi medis, psikiater, dan neurolog atau ahli saraf.

“Itu di awal-awal akan dilihat apakah ini (kondisi anak) sudah cukup baik,” ujar Rina.

Baca juga: Bayi prematur berisiko dua hingga tiga kali lipat menderita stunting

Selain itu, orang tua juga perlu berkonsultasi dengan dokter tumbuh kembang paling tidak pada saat enam bulan pertama usia anak. Tujuannya, untuk melakukan skrining pada proses tumbuh kembang anak.

Rina mengatakan faktor yang ada pada ibu memang menjadi penyumbang terbesar dalam kejadian bayi lahir prematur misalnya kondisi plasenta yang buruk. Ibu juga berpotensi melahirkan bayi prematur lagi di kemudian hari jika mengalami preeklamsia atau tekanan darah tinggi selama kehamilan.

Rina juga mengimbau para ibu agar menjaga kesehatan diri terutama sebelum kehamilan agar jangan sampai terkena infeksi. Salah satu infeksi yang menyebabkan prematur, kata dia, adalah infeksi pada gigi berlubang.

“Ibu suka lupa kalau mau hamil sebenarnya ya apalagi pada waktu kehamilan itu dijaga kesehatan giginya, diperiksa giginya, karena gigi yang berlubang ini sumber infeksi,” ujar dia.

Baca juga: Asupan ASI sangat penting untuk bayi prematur

Meskipun faktor terbesar terletak pada kondisi ibu, Rina mengatakan bayi lahir prematur juga tidak menutup kemungkinan disebabkan oleh faktor pada bayinya misalnya terdapat kelainan bawaan.

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022