Dalam kondisi yang tidak menentu dan adanya potensi resesi ekonomi yang berdampak pada industri, kami percaya masa depan membutuhkan solusi untuk meminimalisir risiko.
Bandung (ANTARA) -
Ratusan akademisi dari tujuh negara membahas masa depan ekonomi dunia melalui konferensi internasional The Global Advance Research Conference on Management and Business Studies (Garcombs) 2022 yang digelar secara hybrid di Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat.

Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Program Studi Doktor Ilmu Manajemen (DIM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Padjadjaran (Unpad).
 
Ketua Program Studi DIM FEB Unpad Prof Yudi Azis mengatakan Garcombs 2022 yang mengangkat tema "Rethinking and Creating Resilience to Enhance Industry and Business Sustainability" diikuti ratusan akademisi dari tujuh negara, di antaranya Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Thailand serta tak kurang dari 112 paper akan dibahas secara maraton selama tiga hari ke depan.

Baca juga: Hubungan ekonomi China-Eropa fasilitasi pemulihan global
 
Menurut Yudi Azis, ratusan paper tersebut banyak membahas persoalan ekonomi saat ini dan tantangan ke depan, termasuk menampung masukan keilmuan manajemen dan bisnis.
 
Masukan yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi mitigasi para pengambil kebijakan dalam mengambil keputusan ekonomi ke depan.
 
"Dalam kondisi yang tidak menentu dan adanya potensi resesi ekonomi yang berdampak pada industri, kami percaya masa depan membutuhkan solusi untuk meminimalisir risiko. Kami berharap kegiatan ini bisa memberikan hasil baik untuk industri yang berkelanjutan," ujar Yudi.
 
Yudi Azis menuturkan, pertemuan ini sangat penting, di mana hasil riset yang selama ini dibuat tidak hanya menjadi konsumsi internal akademisi, tapi juga lembaga pemerintah dan masyarakat luas.
 
Dengan demikian, riset yang dilakukan untuk perbaikan ekonomi bisa membantu semua pihak untuk mengatasi pelemahan ekonomi akibat situasi global.

Baca juga: Xi Jinping: China dan UE harus suntikkan stabilitas ekonomi ke dunia
 
Dia mengatakan tantangan yang dihadapi organisasi atau industri saat ini semakin kompleks. Ketidakpastian yang tinggi, perkembangan teknologi yang begitu pesat, perubahan lingkungan yang drastis, pandemi serta meningkatnya ketegangan politik menuntut organisasi harus berusaha keras agar dapat bertahan atau beroperasi.
 
"Solusi yang dihasilkan di harapan bisa membantu pemerintah atau industri tidak jatuh terlalu dalam, tetapi bisa menghadapinya untuk menekan potensi gejolak ekonomi ke depan," kata dia.
 
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prof Nunuy Nur Afiah mengatakan, acara Garcombs ini adalah bentuk penjabaran atas pilar edukasi dan riset oleh perguruan tinggi dalam hal ini Universitas Padjadjaran (Unpad).
 
Unpad selalu mendorong para dosen untuk terus melakukan riset. Harapannya, riset yang dihasilkan memberi dampak positif bagi masyarakat.
 
Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Unpad Hendarmawan mengatakan, konferensi ini sangat tepat di tengah kondisi ekonomi dunia pascapandemi COVID-19.
 
Pandemi telah menimbulkan gejolak ekonomi dan kesehatan. Pada posisi ini, dunia menghadapi tantangan ekonomi ke depan.
 
"Perlu upaya nyata mencari berbagai solusi ke depan. Salah satunya, kolaborasi menghadapi tantangan secara bersama-sama. Riset yang dihasilkan diharapkan bisa memberi masukan bagi ekonomi dan keilmuan manajemen dan bisnis ke depan," kata dia.

Baca juga: Eropa yakin inisiatif PGII dapat jadi penentu kondisi ekonomi dunia
 
Kegiatan ini juga menghadirkan cendekiawan, praktisi, pembuat kebijakan, perwakilan dan delegasi dari berbagai instansi pemerintah, organisasi lokal dan internasional.
 
Ketua Garcombs Yulistyne Kasumaningrum mengatakan, melalui kegiatan ini para presenter memiliki sejumlah kesempatan publikasi di jurnal yang terindeks scopus dan SINTA, diantaranya International Journal of Services, Economics, and Management -IJSEM (Q3), Gadjah Mada International Journal of Business - GAMAIJB (Q3) Malaysian Journal of Consumerand Family Economics - MAJCAFE (Q4).
 
"Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat berkontribusi dalam pengembangan keilmuan serta pendidikan di Tanah Air,” katanya.
 
Hadir pada pembukaan acara Ketua Program Studi DIM FEB Unpad Prof Yudi Azis, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prof Nunuy Nur Afiah, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Unpad Prof Hendarmawan, serta tamu undangan.
 
Hadir memberikan keynote speaker Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Professor International Economics at the Osnabruck University of Applied Science, Jerman Prof Dr Peter Mayer.

 
 
 

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022