Jerusalem (ANTARA News) - Intelijen Israel menyatakan, Iran membeli dari Korea Utara (Korut) sejumlah peluru kendali (rudal) berhulu ledak nuklir yang berdaya jangkau jauh dan mampu menghantam Eropa. Beberapa dari rudal-rudal yang memiliki jangkauan tembak 2.500km, dan di Barat dikenal sebagai BM-25, itu sudah tiba di Iran, kata Jenderal Amos Yadlin dalam sebuah ceramah yang disiarkan surat kabar Haaretz edisi Kamis. Kendati Iran memiliki rudal yang mempu menghantam Israel, musuh bebuyutannya dan pangkalan-pangkalan Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah, senjata baru itu menimbulkan ancaman terhadap negara-negara manapun hingga ke Eropa. Rudal darat ke darat yang baru itu, menurut Amos, dioperasikan berbahan bakar cair. Senjata itu semula diproduksi di Uni Sovyet, yang disesuaikan untuk digunakan kapal selam yang dapat membawa satu hulu ledak nuklir. Menurut dia, setelah Sovyet tidak lagi menggunakan senjata itu dalam dinas militer, maka mereka menjualnya kepada Korut, yang membangunnya untuk membawa beban yang lebih berat. Ia pun menyatakan, rudal Shahab-3 Iran yang memiliki jangkauan tembak 2.000km sudah membuat Israel dan pangkalan-pangkalan AS di Timur Tengah dalam jangkauan tembaknya. Beberapa pekan lalu, Iran menglaim berhasil melakukan uji tembak satu rudal di bawah permukaan air yang memiliki kecepatan tinggi, dan mampu menghancurkan kapal perang besar dan kapal selam, serta dapat menghindari deteksi radar sekaligus menyerang sejumlah sasaran secara bersamaan. Program senjata-senjata balistik Iran telah menimbulkan kekhawatiran di Israel, dan masyarakat internasional berupaya mencegah Republik Islam itu mengembangkan senjata nuklirnya. Untuk menghadapi ancaman Iran itu, Israel mengembangkan rudal Arrow secara mandiri yang dirancang dapat mencegat Shahab-3, dan mencegah serangan terhadap wilayahnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006