Jakarta (ANTARA) - Holding industri pertambangan, Mining Industry Indonesia (MIND), melalui salah satu anggotanya PT Inalum, menjalin kerja sama dengan Emirates Global Alumunium (EGA) untuk meningkatkan performa industri alumunium nasional.

Melalui kerja sama ini, PT Inalum bersama dengan EGA, yang merupakan perusahaan industri terbesar di luar sektor migas dari Uni Emirat Arab, sepakat melakukan perjanjian studi kelayakan untuk pengembangan perluasan brownfield Inalum di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.

Direktur Utama PT Inalum Hendi Prio Santoso dalam pernyataan di Jakarta, Senin, mengharapkan perjanjian ini bisa meningkatkan performa perusahaan dalam penguatan keilmuan dan investasi industri alumunium nasional.

Kerja sama ini juga bisa membuat PT Inalum naik level dan menjadi wajah modernitas industri pengolahan aluminium nasional, sekaligus bukti kepada industri global bahwa perusahaan mampu memproduksi aluminium yang ramah lingkungan dengan menggunakan energi dari PLTA ramah energi dan berkelanjutan.

Selain itu, lanjut dia, kolaborasi strategis ini juga memberikan kesempatan kepada Inalum untuk meningkatkan produksi hingga double capacity.

"EGA adalah mitra pilihan Inalum untuk ekspansi brownfield Kuala Tanjung, berdasarkan efisiensi teknologi peleburan EGA dan pengalaman mentransfernya secara internasional, dan potensi kemitraan perusahaan sebagai investor dan/atau offtaker logam," ujar Hendi.

Ia juga memastikan PT Inalum terus melakukan inovasi dengan melakukan inisiatif pengembangan proyek strategis, diantaranya Proyek Upgrading Teknologi Tungku Reduksi, Optimalisasi Smelter Aluminium Kuala Tanjung, Proyek Smelter Grade Alumina Refinery di Mempawah, dan Pembangunan Aluminium Remelt IAA.

"Inalum terus berupaya mewujudkan pengembangan klaster industri aluminium nasional. Selain itu, Inalum juga melakukan kolaborasi dengan PLN dalam rangka menciptakan ketersediaan energi di Sumatera Utara," kata Hendi.

Sementara itu, CEO EGA Abdulnasser Bin Kalban memastikan keberhasilan aksi korporasi perluasan ini dapat membuat Inalum bisa memiliki tambahan kapasitas lebih dari 400.000 ton aluminium per tahun.

Dia mengatakan investasi potensial dalam perluasan brownfield Kuala Tanjung dan penjualan logam, akan memajukan pertumbuhan dalam aluminium rendah karbon yang akan memungkinkan kehidupan modern di seluruh dunia, sekaligus melindungi bumi untuk generasi mendatang.

"Perjanjian ini merupakan langkah maju yang penting dalam kerja sama kami dengan Inalum, dan mendekatkan penyebaran teknologi yang dikembangkan UEA di Indonesia. Saya berterima kasih kepada Inalum atas kepercayaan mereka yang berkelanjutan pada EGA sejalan dengan kemitraan kedua negara," katanya.

Baca juga: Holding industri tambang berperan penting dalam hilirisasi produk

Baca juga: Holding Tambang dan Bank BUMN sepakati kerja sama pengelolaan valas

Pewarta: Satyagraha
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022