Jakarta (ANTARA News) - Indonesia menyatakan siap memasok 50 ribu ton minyak kelapa sawit (CPO) per bulan untuk pabrik penyulingan CPO milik Rusia yang akan dibangun di St Petersburg, Rusia. "Indonesia siap pasok bahan mentahnya, bola di tangan mereka sekarang," kata Duta Besar Indonesia untuk Rusia Susanto Pudjomartono di Jakarta, Kamis. Dalam pertemuan antara 25 pengusaha Rusia dengan jajaran Departemen Perdagangan, Susanto mengatakan bahwa kedua pemerintah sudah sepakat untuk meningkatkan volume perdagangan hingga dua kali lipat menjadi satu miliar dolar AS pada dua tahun mendatang. "Saat ini volume perdagangan Indonesia-Rusia mencapai 500 juta dolar AS, masih lebih rendah dibanding Thailand dan Vietnam. Tapi saya optimistis target tersebut tercapai", katanya. Dalam pertemuan tersebut, pengusaha Rusia menawarkan barter truk dengan karet dan mengeluhkan hambatan dalam pembayaran setiap transaksi dagang dengan Indonesia. "Memang ada pengertian hubungan barter itu dikonkritkan. Mengenai hambatan pembayaran itu karena Rusia belum masuk WTO dan belum mengikuti standar perdagangan internasional," katanya. Susanto menilai barter menguntungkan karena prosesnya tidak rumit, tetapi ia mengakui metode perdagangan dengan barter tidak wajar menurut norma perdagangan internasional. Ia menambahkan kerjasama keuangan antara bank swasta Indonesia dan Rusia sebenarnya telah terbentuk yaitu antara Bank Mandiri dan Nestor Bank, Rusia. Para pengusaha Rusia pada kesempatan itu menyampaikan keinginan mereka untuk membentuk "trading house" sebagai tempat pertukaran informasi mengenai perdagangan dan investasi kedua negara. Mereka meminta ditunjuknya satu orang dari Indonesia yang bertanggunjawab atas pembentukan trading house tersebut. "Kami akan tindak lanjuti pembentukan trading house Indonesia di Rusia dan Rusia di Indonesia," kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Heri Sutanto. Heri juga menyambut baik keinginan Rusia untuk mengembangkan industri otomotif di Indonesia seperti yang dilakukan Rusia di India. "Prospek untuk mengembangkan industri otomotif dan investasi dibidang itu cukup terbuka. Kehadiran otomotif dari Rusia akan menambah ragam industri otomotif di Indonesia andai kata Rusia berniat investasi. Selain itu industri komponen di Indonesia juga cukup memadai," katanya. Selain bertemu dengan Menteri Perdagangan yang diwakili jajarannya, delegasi Rusia hari ini juga bertemu dengan Menteri Perindustrian dan akan dilanjutkan dengan kunjungan ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada Jumat (28/4). Ekspor produk utama Indonesia ke Rusia antara lain minyak nabati, mesin dan alat listrik, teh, tembakau, alas kaki, pakaian tidak dirajut, kakao dan olahannya, mesin dan pesawat mekanik, pakaian rajutan dan karet alam.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006