Pangkalpinang (ANTARA News) - Tingginya harga minyak dunia yang mencapai kisaran 74 dolar AS per barel seharusnya sangat menguntungkan bagi Indonesia apabila potensi minyak yang sangat besar di 42 cekungan di sejumlah lokasi digarap (dieksploitasi). Pakar perminyakan dari Forum Konsultasi Daerah Penghasil Minyak (FKDPM) Dr. Ir. Andang Bachtiar MSc disela Rakorda lembaga itu hari Jumat menyatakan, dari seluruh potensi minyak di tanah air, baru 25 persen yang dikelola atau cekungan saja, sedangkan 42 cekungan lain yang menurut penelitian dan foto satelit memiliki kandungan minyak cukup banyak masih terlantar. Ke 42 cekungan itu diantaranya berada di Meulaboh, Mentawai, Bengkulu, Bawean, Timor, Maluku, Halmahera dan Tomini. Potensi cadangan minyak di 42 cekungan itu mencapai 11,319 milyar barel. Dengan potensi sebesar itu cadangan minyak Indonesia masih bisa dieksploitasi 18-22 tahun kedepan dengan kemampuan eksploitasi yang ada sekarang. Produksi minyak Indonesia sebanyak 1,070 juta barel perhari, harusnya bisa ditingkatkan diatas 1,4 juta barel perhari atau melebihi konsumsi didalam negeri. Peningkatan kapasitas produksi minyak sangat tergantung dari masuknya investasi baru. Pihak asing dan perusahaan yang bergerak dibidang eksploitasi minyak dalam negeri masih melihat investasi disektor tersebut sangat menguntungkan. Yang diperlukan sekarang ini adalah regulasi kondusif hingga potensi minyak yang dimiliki bisa optimal digarap. "Naiknya harga minyak idealnya justru makin meningkatkan devisa negara bukan sebaliknya malah membebani APBN. Indonesia kan negara anggota OPEC," ujar dosen terbang di berbagai perguruan tinggi seperti ITB dan Unpad itu.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006