Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengimbau peringatan Hari Buruh sedunia pada 1 Mei 2006 tidak dilakukan secara berlebihan. "1 Mei sebagai Hari Buruh sedunia itu biasanya diperingati di negara-negara sosialis dengan sikap perayaan yang selalu bergembira," kata Jusuf Kalla, di Jakarta, Jumat. Ia mencontohkan peringatan hari buruh di Cina dan Rusia dilakukan seperti layaknya hari lebaran di Indonesia, antara lain dengan acara pulang kampung dan sebagainya. Jadi, kata Wapres, hari buruh selayaknya diperingati dengan baik bukan diperingati dengan cara harus demontrasi yang tidak ada arahnya, karena akan bisa dipengaruhi unsur-unsur dari luar yang tidak diinginkan. "Peringatan hari buruh yang dilakukan dengan demo cuma satu-satunya di Indonesia saja, di tempat lain justru diperingati dengan baik, syahdu dan gembira," katanya. Wapres berharap para buruh dan pimpinan buruh bisa juga melakukan hal seperti itu. Wapres juga menambahkan jika ada tuntutan soal penolakan draf revisi UU ketenagakerjaan maka hal itu sudah dilakukan beberapa waktu yang lalu dan pemerintah sudah mendengar aspirasi buruh serta akan mengkajinya. "Terlalu berlebihan kalau aspirasi itu lagi dibicarakan terus- menerus," katanya Wapres mengingatkan jika aksi unjuk rasa terus dilakukan maka akan banyak merugikan negara dan masyarakat. "Berapa jam kerja yang hilang, berapa upah buruh yang hilang, dan berapa pendapatan pabrik yang hilang. Lalu ekonomi kita bagaimana," kata Wapres sambil meminta aksi demo tersebut dipikirkan kembali.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006