Jakarta (ANTARA News) - Mabes Polri menerapkan status siaga I dalam menghadapi rencana aksi unjuk rasa besar-besaran menyambut hari buruh internasional yang jatuh pada Senin (1/5) atau yang dikenal dengan sebutan "May Day". "Seluruh Polda dalam status Siaga I sebab semua wilayah Polda kan terdapat banyak buruh," kata Wakil Kepala Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Anton Bachrul Alam di Jakarta, Jumat. Dikatakannya, dengan status itu, maka sebanyak 2/3 kekuatan polisi di setiap satuan wilayah akan dikerahkan untuk mengamankan jalannya aksi unjuk rasa yang diperkirakan akan berlangsung secara besar-besaran. Beberapa wilayah yang akan mendapatkan perhatian serius adalah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mabes Polri telah mengeluarkan kebijakan untuk melakukan pendekatan secara persuasif dalam menangani aksi unjuk rasa. Selain itu, Mabes Polri juga meminta kepada para pengunjuk rasa untuk tidak memasuki Jakarta karena jumlah buruh di ibukota negara ini sudah cukup banyak. "Unjuk rasa kan tidak harus di Jakarta. Bisa juga menyampaikan aspirasi lewat Pemda dan DPRD masing-masing," kata Anton menegaskan. Untuk itu, Polri telah berkoordinasi dengan para koordinator lapangan unjuk rasa untuk tidak mendatangkan massa dari luar daerah. Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Firman Gani menyatakan, polisi yang diterjunkan untuk mengamankan aksi unjuk rasa tidak akan membawa senjata apapun dan akan dihadapi secara persuasif. "Kita akan menghadapi unjuk rasa dengan persuasif dan tidak menggunakan senjata apapun termasuk tongkat, senjata api, gas air mata dan senjata lainnya," kata Kapolda Firman Gani. Tempat-tempat yang akan dilalui para peserta unjuk rasa adalah kawasan Monas, Istana Presiden, Istana Wapres, Bundaran HI dan gedung B DPR RI.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006