Kehadiran Web 3.0 harus dioptimumkan oleh UMKM agar kita tidak lagi sekedar menjadi objek atau pengguna,
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan saat ini hal yang menjadi sorotan utama pihaknya adalah upaya penguatan dan perbaikan fundamental transformasi digital Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di berbagai daerah.

“Perbaikan dan penguatan itu dimulai dari kesiapan sumber daya manusia, literasi digital, tata kelola bisnis, termasuk penyiapan teknologi yang terbaru Web 3.0. Dalam era web 3.0, justru koperasi (dan UMKM) akan tumbuh menjadi pilihan model bisnis di era blockchain dan sudah mulai,” ujar dia dalam Kompas100 CEO Forum yang dipantau secara virtual, Jakarta, Kamis.

Beberapa contoh implementasi teknologi Web 3.0 secara global yaitu Aminu, sebuah UMKM artisan di Nigeria yang terhubung dan memperoleh pembiayaan dari retailer mid-size di Jerman dengan menggunakan currency digital yang dapat digunakan untuk investasi atau dicairkan ke rekening usaha tersebut.
Baca juga: Forum G20 dorong UMKM bertransformasi menuju digitalisasi

Sebelum pandemi COVID-19, Aminu hanya menjual produknya di pasar secara tunai. Setelah wabah itu mulai berakhir, barulah UMKM tersebut bertransisi ke dalam ekosistem digital.

Selain itu, ada koperasi berbasis blockchain bernama Eva Coop dari Kanada yang bergerak di sektor transportasi ride hailing, dan cooperative group di Inggris yang bergerak di bidang ritel.

“Di Indonesia, Slankers (fans club-nya Band Slank) sudah membikin koperasi blockchain. Di beberapa tempat lainnya, koperasi untuk kripto, NFT (Non-Fungible Token), sudah mulai tumbuh,” ucapnya.
Baca juga: BI: Konektivitas pembayaran ASEAN-5 akan hubungkan UMKM kawasan

Dalam mempersiapkan transformasi digital UMKM, ada tiga gelombang disrupsi digital yang dilalui UMKM. Pada gelombang pertama, ditandai dengan kemunculan e-commerce, food delivery, ride hailing, dan research engine dengan pemain utama antara lain Lazada dan Traveloka.

Gelombang kedua adalah agritech dan foodtech seperti Tani Hub dan Taruna, lalu interactive experience and games seperti Agate dan OG Games. Selanjutnya ialah digital banking dan financial technology semisal metaverse, NTF, dan blockchain.

“Kehadiran Web 3.0 harus dioptimumkan oleh UMKM agar kita tidak lagi sekedar menjadi objek atau pengguna,” kata Teten.

Per Oktober 2021, tercatat ada 20,24 juta UMKM yang sudah terhubung ke dalam ekosistem digital atau naik 153 persen dari awal pandemi COVID-19 yang berada di kisaran 8 juta UMKM. Pada tahun 2024, ditargetkan 30 juta UMKM terdigitalisasi.

“Kami menyadari bahwa transformasi digital dari hulu ke hilir merupakan kunci bagi UMKM untuk mengoptimalkan potensi bisnisnya,” ungkap Menkop UKM.

Baca juga: Stafsus Menkop: UMKM punya empat tantangan dalam digitalisasi
Baca juga: UMKM naik kelas dengan inovasi anak muda dan digitalisasi
Baca juga: Indef ungkap kendala UMKM dalam transformasi digital


Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022