Jakarta (ANTARA) - Di kala ekonomi global masih terus bergulat dengan dampak pandemi COVID-19 dan berbagai ketidakpastian lainnya, China menepati janjinya untuk membawa pembangunan global menuju tahap baru pertumbuhan yang seimbang, terkoordinasi, dan inklusif.

Pameran China-Asia Selatan menjadi platform untuk memajukan Inisiatif Pembangunan Global, yang diusulkan oleh Presiden China Xi Jinping, dan mempromosikan pertumbuhan bersama.

Dalam surat ucapan selamatnya atas penyelenggaraan Pameran China-Asia Selatan keenam, Presiden Xi mengungkapkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, China dan negara-negara Asia Selatan mempererat kerja sama praktis di semua bidang, dan bahwa pertukaran perdagangan serta ekonomi mempertahankan momentum yang kuat, membawa manfaat bagi masyarakat di semua negara.

Dengan Pameran China-Asia Selatan sebagai platform, China bersedia bekerja sama dengan semua negara guna mendorong konsensus untuk meningkatkan solidaritas dan kerja sama serta mengejar pembangunan.

Selain itu, juga menciptakan lebih banyak pendorong pertumbuhan dalam kerja sama, memajukan pembangunan kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra yang berkualitas tinggi, serta melaksanakan Inisiatif Pembangunan Global, untuk bersama-sama membangun masa depan yang lebih sejahtera dan cerah, kata Xi.

Pada Pameran China-Asia Selatan keenam yang berlangsung pada 19-22 November 2022di Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, China barat daya, kontrak proyek investasi senilai lebih dari 600 miliar yuan (1 yuan = Rp2.188) berhasil ditandatangani.

Sejak Pameran China-Asia Selatan pertama pada 2013, tercatat 3.331 proyek dengan nilai total lebih dari 4,3 triliun telah ditandatangani, menurut data resmi. Pameran tersebut menjadi platform yang semakin berpengaruh untuk kerja sama ekonomi dan perdagangan serta pertukaran antar masyarakat antara China dan negara-negara Asia Selatan.

Selama satu dekade terakhir, jumlah ruang ekshibisi dalam pameran tersebut meningkat dari enam menjadi 13. Area ekshibisi pun meluas lebih dari dua kali lipat menjadi 130.000 meter persegi.

Selama satu dekade terakhir, volume perdagangan antara China dan negara-negara Asia Selatan meningkat hampir dua kali lipat hingga mencapai 187,5 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.647) tahun lalu.

Perdagangan bilateral antara China dan Bangladesh, misalnya, melambung menjadi 21,4 miliar dolar dari Januari hingga September, naik 21,2 persen secara tahunan (year on year/yoy), kata Duta besar China untuk Bangladesh Li Jiming.

"Dengan perlakuan tarif nol China terhadap 98 persen barang kena pajak dari Bangladesh pada September, Bangladesh diharapkan akan memperluas ekspor ke China dan masyarakat China bahkan dapat mencicipi beragam makanan lezat seperti hilsa, yang merupakan ikan nasional Bangladesh," ujar Li.

Anura, seorang pedagang teh dari Sri Lanka, menghadiri setiap sesi di Pameran China-Asia Selatan. "Menurut saya, ajang internasional seperti pameran ini akan menyuguhkan platform yang lebih besar dan lebih banyak peluang kepada kita," ungkap Anura.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022