Sendai (ANTARA News) - Tim Indonesia akan turun dengan kekuatan penuh saat menghadapi Selandia Baru dalam babak pertandingan Grup B Piala Thomas yang diselenggarakan di Sendai Gymnasium, Sendai, Sabtu. Dalam susunan pertandingan yang dikeluarkan panitia penyelenggara, Indonesia menurunkan Taufik Hidayat, Sony Dwi Kuncoro dan Simon Santoso sebagai tunggal pertama hingga ketiga secara berurutan, ditambah pasangan Candra Wijaya/Sigit Budiarto dan Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto sebagai ganda pertama dan kedua. Susunan nama-nama tersebut agak mengejutkan karena sehari sebelumnya, manajer tim Indonesia Rudy Hartono menyatakan ada kemungkinan Taufik tidak bermain melawan Selandia Baru karena cedera pinggangnya kambuh saat melakukan pemanasan sebelum berlatih, Kamis (27/4). Meski mengatakan belum tahu apakah akan ikut bertanding atau tidak, Taufik sendiri dalam sesi latihan Jumat (28/4) pagi, tampak kurang aktif berlatih. "Belum tahu, karena ini adalah turnamen beregu, kalau dalam turnamen perorangan saya mungkin mengundurkan diri," ujarnya saat ditanya apakah dia bisa bertanding atau tidak. Sementara itu, Selandia Baru menurunkan pemain-pemain yang sama dengan ketika menghadapi Korea pada hari pertama, ketika dibabat 5-0 oleh negara ginseng itu. Taufik akan tampil sebagai tunggal pertama menghadapi John Moody, diikuti tunggal kedua, Sony Dwi Kuncoro yang bertemu Henry Tam sedang Simon Santoso yang menjadi pahlawan saat Indonesia lolos kualifikasi, menjadi tunggal ketiga bertemu Craig Cooper. Pasangan Candra Wijaya/Sigit Budiarto yang tidak tampil pada kualifikasi di Jaipur, India karena Sigit terkena cedera lutut, akan tampil sebagai ganda kedua bertemu pasangan Daniel A shirley/Craig Cooper, sedang Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto melawan John Moody/Henry Tam. Dalam pertandingan melawan Korea, seluruh pemain dari negara yang lolos kualifikasi Zona Oceania itu kalah dua set langsung. Hadirnya pemain-pemain Indonesia dalam turnamen tersebut ternyata terdengar oleh sejumlah warga Indonesia yang berada di Jepang. Beberapa pekerja yang sedang magang di sebuah perusahaan plastik di Gunmaken, menyempatkan diri menyaksikan pertandingan pertama tim Indonesia itu meski untuk mencapai Sendai mereka harus naik kereta cepat yang ongkosnya lumayan mahal. Herman, salah seorang diantara mereka mengaku menyempatkan diri datang ke Sendai karena khawatir tim Indonesia kalah di sebelum perempat-final sehingga tidak lagi main saat pertandingan digelar di Tokyo yang sebenarnya jaraknya lebih dekat dari tempat tinggal mereka. Sendai Gymnasium dapat menampung 10.000 penonton dengan harga tiket harian mulai 500 yen untuk pelajar hingga yang termahal 4.000 yen, sedang tiket terusan untuk empat hari pertandingan mulai 28 April hingga 1 Mei bertarif 1.000 hingga 9.000 yen.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006