Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jacob Nuwa Wea menginstruksikan buruh (pekerja) yang tergabung dalam KSPSI agar tidak turun (berdemonstrasi) pada Senin atau 1 Mei lusa karena KSPSI memiliki Hari Pekerja yang diperingati setiap 20 Februari. "Saya instruksi agar pekerja tidak turun pada 1 Mei. Kita punya hari pekerja 20 Februari," kata Jacob bersemangat, kepada ANTARA, Sabtu, meskipun masih dalam perawatan dokter di sebuah rumah sakit di Singapura. Jacob, yang mengalami pendarahan di otak, Senin (10/4) dini hari, di Makassar, dan menjalani operasi di RS Akademis Jauhari Jusuf, lalu melanjutkan perawatan di Singapura, sudah mengalami kemajuan kesehatan yang berarti. Kini mantan Menakertrans itu sudah bisa berbicara dan duduk, serta menjalani terapi berjalan. Ketua KSPSI Sjukur Sarto yang dihubungi secara terpisah di Jakarta, mengatakan semua unsur KSPSI sepakat untuk tidak turun pada 1 Mei. Alasannya, sama. Hari Pekerja KSPSI adalah 20 Februari. Namun, pada Rabu (3/4) sekitar 100.000 pekerja KSPSI akan turun dan menuju ke DPR. "Kami akan menyerahkan tuntutan kami ke DPR RI. Kami minta agar UUK (UU No.13/2003 tentang Ketenaagkerjaan, red) tidak di revisi," kata Sjukur. Ketika dikonfirmasi apakah benar jumlah yang turun berdemo nanti mencapai 100.000 pekerja, Sjukur mengatakan data yang terhimpun memang sebesar itu. KSPSI adalah organisasi buruh beranggota terbesar di tanah air, dengan jumlah anggota sekitar 4,8 juta pekerja. Terakhir, KSPSI berdemo ke Istana Presiden, pada awal April, tetapi dialihkan ke Istana Wapres dan sejumlah perwakilannya diterima oleh Jusuf Kalla. Hanya saja ada insiden yang mencederai aksi itu, yakni sejumlah oknum yang mengaku buruh melakukan pengrusakan fasilitas umum di Jalan Medan Merdeka Selatan dan Jalan Thamrin. Sekjen KSPSI Latief Nasution menyatakan aksi mereka ditunggangi oleh oknum dari organisasi lain yang sejak awal sudah ikut berdemo dengan massa KSPSI.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006