"Harga produk Indonesia memang belum bisa bersaing dengan produk China tapi kualitas barang kita jauh lebih baik sehingga tetap potensial untuk dijual melalui `Trading House` tersebut," kata Hidayat.
Abu Dhabi (ANTARA News) - Indonesia dan Qatar sepakat akan mendirikan sebuah Pusat Perdagangan atau "Trading House" di Qatar guna meningkatkan ekspor Indonesia ke Qatar dan negara-negara di sekitarnya. "Ada 15 jenis produk yang potensial dijual di kawasan ini," kata Ketua Umum Kamar dagang dan Industri Indonesia (KADIN) MS Hidayat kepada ANTARA di Abu Dhabi, ibukota Persatuan Emirat Arab, Senin siang waktu setempat atau Senin petang waktu Indonesia barat (WIB). Ia mengemukakan hal itu ketika rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tiba di Abu Dhabi setelah meninggalkan Doha, Qatar. MS Hidayat, yang menyertai rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan kenegaraan ke Uni Emirat Arab dan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Uni Emirat Arab Khalifa Bin Zayd Al-Nahyan, mengatakan barang yang potensial dijual melalui "Trading House" tersebut di antaranya produk telekomunikasi, kayu lapis, serta produk elektronika. Ia mengatakan satu bulan mendatang Kamar Dagang dan Industri Qatar akan mengirimkan daftar jenis produk Indonesia yang potensial dipamerkan dan dijual di kawasan Timur Tengah. "Selanjutnya dua bulan lagi Departemen Perdagangan dan KADIN akan mengirim utusan khusus guna melaksanakan pendirian `Trading House` tersebut," kata Hidayat. Hidayat mengakui barang-barang Indonesia memang lebih mahal dari negara pesaing lain seperti Republik Rakyat China (RRC). "Harga produk Indonesia memang belum bisa bersaing dengan produk China tapi kualitas barang kita jauh lebih baik sehingga tetap potensial untuk dijual melalui `Trading House` tersebut," kata Hidayat. Menurut Hidayat, dirinya telah melaporkan rencana pendirian "Trading House" tersebut kepada Presiden dan akan mempersiapkan pembentukannya sebelum sidang Komisi Bersama Indonesia-Qatar yang dijadwalkan berlangsung di Jakarta sekitar Juli mendatang. Sebelumnya kepada pers Presiden Yudhoyono mengatakan bahwa ia telah mengusulkan kepada Emir Qatar Syeikh Hamad Bin Khalifa Al-Tani supaya sidang Komisi Bersama bilateral guna membahas rencana konkrit peningkatan hubungan dagang kedua negara tersebut dilaksanakan di Jakarta pada Juli 2006. Enam tahun lalu sidang Komisi Bersama tersebut sebelumnya dilaksanakan di Kuwait.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006