Hal-hal itu mungkin sangat menggagalkan ekonomi dan menyebabkan resesi ringan hingga berat yang dikhawatirkan orang
New York (ANTARA) - Bank-bank terbesar AS bersiap untuk ekonomi yang memburuk tahun depan karena inflasi mengancam permintaan konsumen, menurut beberapa eksekutif pada Selasa (6/12/2022).

Kepala Eksekutif JPMorgan Chase & Co Jamie Dimon mengatakan kepada CNBC bahwa konsumen dan perusahaan dalam kondisi yang baik, tetapi mencatat bahwa mungkin tidak akan bertahan lebih lama karena ekonomi melambat dan inflasi mengikis daya beli konsumen.

"Hal-hal itu mungkin sangat menggagalkan ekonomi dan menyebabkan resesi ringan hingga berat yang dikhawatirkan orang," katanya.

Konsumen memiliki kelebihan tabungan lebih dari 1,5 triliun dolar AS dari program stimulus pandemi, tetapi mungkin akan habis pada pertengahan 2023, katanya kepada CNBC. Dimon juga mengatakan Federal Reserve (Fed) mungkin berhenti selama tiga sampai enam bulan setelah menaikkan suku bunga acuan menjadi 5,0 persen, tapi itu mungkin "tidak cukup" untuk mengekang inflasi yang tinggi.

Bank sentral AS bulan lalu menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin selama pertemuan keempat berturut-turut menjadi 3,75 persen-4,0 persen, tetapi juga mengisyaratkan harapan untuk beralih ke kenaikan yang lebih kecil segera pada pertemuan berikutnya.

Saham bank-bank besar turun tajam pada Selasa (6/12/2022) setelah jajaran bankir top menguraikan risiko ekonomi. Bank of America turun lebih dari 4,0 persen, Goldman Sachs Group Inc dan Morgan Stanley masing-masing jatuh lebih dari 2,0 persen dan Citigroup Inc turun lebih dari 1,0 persen.

Baca juga: Bank-bank di kawasan euro merasa siap hadapi krisis

CEO Bank of America Brian Moynihan mengatakan kepada investor pada konferensi keuangan Goldman Sachs bahwa penelitian bank menunjukkan "pertumbuhan negatif" pada paruh pertama tahun 2023, tetapi kontraksi akan "ringan".

Fee perbankan investasi pemberi pinjaman mungkin akan turun 55 persen hingga 60 persen pada kuartal keempat dari setahun sebelumnya, sementara pendapatan perdagangan kemungkinan akan naik 10 persen hingga 15 persen, kata Moynihan.

"Pertumbuhan ekonomi melambat," kata CEO Goldman Sachs, David Solomon pada konferensi yang sama. "Ketika saya berbicara dengan klien kami, mereka terdengar sangat berhati-hati."

Di perbankan, pasar kerja tetap "sangat ketat" dan persaingan untuk bakat "sekeras sebelumnya," katanya.

Namun beberapa bank mengurangi staf. Morgan Stanley telah mengurangi sekitar 2,0 persen dari tenaga kerjanya, sumber yang mengetahui rencana perusahaan mengatakan pada Selasa (6/12/2022). PHK, pertama kali dilaporkan oleh CNBC, mempengaruhi sekitar 1.600 posisi dan mengikuti pengurangan tenaga kerja di Goldman dan Citigroup.

Di tempat lain di Wall Street, manajer aset terbesar di dunia BlackRock Inc telah membekukan perekrutan kecuali untuk peran penting, kata Chief Financial Officer Gary Shedlin.

"Kami mencoba untuk menjadi sedikit lebih berhati-hati," katanya.

Baca juga: Bank-bank besar AS naikkan suku bunga utama, samai kenaikan The Fed

Baca juga: Regulator bank AS peringatkan risiko krisis dari proliferasi fintech

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022