Apa yang kita semua lakukan minggu ini adalah komitmen bersama pada prinsip-prinsip dialog sosial dan dedikasi untuk dapat berbuat lebih banyak dalam memperbarui keadilan sosial dan mencapai pemulihan yang berpusat pada manusia,
Singapura (ANTARA) - Pertemuan Regional ke-17 Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) Asia Pasifik menghasilkan kesepakatan antara pemerintah, pekerja, dan pengusaha untuk meningkatkan upaya mencapai keadilan sosial dan pekerjaan yang layak untuk semua.

Kesepakatan tersebut dituangkan dalam Singapore Statement (Pernyataan Singapura) yang disambut baik oleh Direktur Jenderal ILO Gilbert Houngbo sebagai visi bersama tentang prioritas kawasan untuk aksi nasional di antara pemangku kepentingan ILO, dengan dukungan ILO di tahun-tahun mendatang.

“Apa yang kita semua lakukan minggu ini adalah komitmen bersama pada prinsip-prinsip dialog sosial dan dedikasi untuk dapat berbuat lebih banyak dalam memperbarui keadilan sosial dan mencapai pemulihan yang berpusat pada manusia,” tutur Gilbert dalam pidato penutupan pertemuan regional tersebut di Singapura, Jumat.

Pernyataan Singapura menguraikan bagaimana sejak Pertemuan Regional ILO Asia Pasifik terakhir di Bali, Indonesia pada 2016, pandemi COVID-19 telah menimbulkan krisis-krisis sosial dan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya di kawasan, hingga menelan jutaan jiwa, menghancurkan bisnis, dan tentunya sektor ketenagakerjaan.

Baca juga: ILO: Manusia harus jadi pusat dalam pemulihan pascapandemi

Meskipun ada tanda-tanda pemulihan, ILO menyoroti bahwa pemulihan yang belum merata ditambah krisis bencana alam dan kenaikan tajam harga pangan dan energi, telah semakin berdampak pada pasar tenaga kerja.

Mengingat tantangan serta peluang yang muncul yang dihadapi di seluruh Asia, Pasifik, dan negara-negara Arab, pernyataan tersebut menyoroti serangkaian prioritas tindakan di tingkat nasional—di antaranya adalah kebutuhan untuk meratifikasi konvensi-konvensi fundamental ILO dan memperkuat lebih lanjut kapasitas perwakilan pemerintah, pengusaha, dan pekerja untuk melaksanakan dialog sosial yang efektif.

Pernyataan tersebut mendesak pemerintah dan mitra sosial untuk memastikan perlindungan tenaga kerja untuk semua melalui promosi kebebasan berserikat dan pengakuan yang efektif atas hak untuk berunding bersama.

Melalui peluncuran pernyataan itu, negara-negara anggota didesak untuk menutup kesenjangan gender dan mempertimbangkan ratifikasi dan implementasi yang efektif dari standar ketenagakerjaan internasional terkait, mempercepat transisi dari perekonomian informal ke formal, serta memperkuat kerangka tata kelola untuk melindungi hak-hak pekerja migran.

Pernyataan Singapura juga menyerukan transisi yang adil guna membantu membangun ekonomi dan masyarakat yang ramah lingkungan dalam menghadapi perubahan iklim.

Revitalisasi pertumbuhan produktivitas dan pengembangan keterampilan ditekankan untuk menyediakan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih baik dengan fokus khusus pada transformasi digital, kesenjangan digital, dan pembelajaran seumur hidup.

Kemudian, pernyataan tersebut menyoroti perlunya penguatan pondasi perlindungan dan ketahanan sosial dan ketenagakerjaan. Ini termasuk memperluas perlindungan sosial untuk semua pekerja, memperkuat sistem pengawasan ketenagakerjaan, meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), mengatasi kenaikan biaya hidup dengan kebijakan upah yang memadai, adil, tidak diskriminatif serta menghapuskan segala bentuk kerja paksa dan pekerja anak.

Pernyataan tersebut selanjutnya menegaskan komitmen pemerintah dan mitra sosial di seluruh kawasan untuk terlibat dalam konsultasi menuju pengembangan Koalisi Keadilan Sosial Global.

ILO adalah badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan ketenagakerjaan.

Pertemuan regional ILO kali ini dihadiri oleh 388 delegasi, termasuk 22 menteri dan wakil menteri, yang mewakili pemerintah dan organisasi pekerja dan pengusaha dari 35 negara di kawasan Asia, Pasifik, dan negara-negara Arab.

Baca juga: ILO serukan pembebasan pemimpin buruh Myanmar
Baca juga: ILO klarifikasi berita kematian pekerja di balik Piala Dunia Qatar


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022