Reuters (ANTARA) - Produksi listrik Jerman dari energi terbarukan naik pada 2022, tetapi masih di bawah ambang batas yang dibutuhkan untuk mencapai target produksi 80 persen listrik dari energi terbarukan pada 2030, kata Badan Lingkungan Hidup pada Senin.

Energi terbarukan diperkirakan mencapai sekitar 46 persen dari konsumsi listrik Jerman tahun ini, naik dari 41 persen setahun sebelumnya, kata badan itu dalam laporan tahunan mereka.

Sekitar 256 terrawatt jam (TWh) dihasilkan tahun lalu, terutama dari tenaga angin dan matahari, naik 9 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun, kenaikan itu masih di bawah target 269 TWh untuk tahun ini guna mencapai target sekitar 600 TWh pada 2030, kata badan itu menambahkan.

"Jalan yang menentukan untuk proses ekspansi yang sukses harus segera ditetapkan," kata presiden badan tersebut, Dirk Messner, dalam sebuah pernyataan.

Dengan tujuan menjadi netral karbon pada 2045, Berlin menaikkan target energi terbarukan mereka tahun ini dan mengesahkan beberapa RUU untuk melonggarkan pembatasan dan mempercepat peluncuran tenaga angin dan surya.

Mereka menyatakan perluasan tersebut sebagai "kepentingan publik yang luas biasa."

Kebutuhan akan energi terbarukan menjadi semakin mendesak dengan penurunan impor bahan bakar fosil Rusia ke negara dengan perekonomian terbesar di Eropa itu menyusul invasi Moskow di Ukraina.

Angin telah menghasilkan total 128 TWh tahun ini, dengan 103 TWh di antaranya berasal dari turbin angin darat, tetapi produksi tidak dapat mencapai nilai puncak sebelumnya pada 2020 karena hanya sedikit instalasi tenaga angin baru, kata badan itu.

Hanya sekitar 0,8 persen lahan di Jerman saat ini ditujukan untuk tenaga angin darat.

Berlin pada awal tahun ini menyusun Undang-undang yang menetapkan persentase minimum lahan di masing-masing dari 16 negara bagian federal yang harus tersedia untuk ladang angin.

Pembangkit listrik fotovoltaik naik 23 persen pada 2022 dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 61 TWh, kata badan tersebut, menyebut kenaikan itu berkat lonjakan instalasi dan "cuaca yang sangat cerah".

Cuaca yang lebih hangat juga berkontribusi terhadap penurunan "signifikan" konsumsi energi untuk pemanasan, sementara warga dan perusahaan juga melakukan penghematan energi karena krisis bahan bakar.

Pemanasan dari panas lingkungan dan energi panas bumi dekat permukaan juga naik 13 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Sumber: Reuters
Baca juga: Bundestag Jerman setujui dana 200 miliar euro tangkal krisis energi
Baca juga: Krisis energi perburuk masalah hunian di Jerman
Baca juga: Langkah-langkah penghematan energi mulai diberlakukan di Jerman

Penerjemah: Katriana
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022