Permasalahan utama Persija ada di sektor penyerangan
Jakarta (ANTARA) - Pelatih Persija Jakarta Thomas Doll mengakui timnya tidak pada level terbaik mereka ketika ditekuk PSIS Semarang dengan skor 0-2 pada pekan ke-14 Liga 1 Indonesia di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Selasa (13/12) malam.

Doll menjelaskan timnya tidak berada pada level terbaik mereka dipicu oleh beberapa faktor seperti kehilangan banyak pemain dengan berbagai alasan.

"Selamat kepada PSIS dengan kemenangan 2-0. Permasalahan utama Persija ada di sektor penyerangan. Jika di babak pertama bisa mencetak satu gol, mungkin di babak kedua kami bisa bermain lebih baik lagi," terang Doll, dikutip dari situs resmi Liga Indonesia, Rabu.

Baca juga: Dua gol cepat PSIS Semarang runtuhkan Persija Jakarta

"Masalah utama selain itu adalah kami kehilangan banyak pemain. Pemain-pemain Timnas U-20 yang baru kembali pun belum bisa memberikan permainan terbaiknya," sambung dia.

Lebih lanjut, pelatih asal Jerman itu menambahkan beberapa pemainnya seperti Hansamu Yama Pranta, Muhammad Ferrari dan Syahrian Abimanyu tengah mengikuti pemusatan latihan bersama timnas Indonesia.

Baca juga: Thomas Doll gelisah jelang laga perdana Persija di lanjutan Liga 1

Selain itu, penyerang andalan Persija Michael Kremencik tengah menjalani hukuman enam laga tidak bisa bermain setelah terlibat perselisihan dengan bek Borneo FC Diego Michiels di laga sebelumnya.

"Pertandingan ini (vs PSIS) bukan permainan yang baik bagi Persija. Banyak pemain absen, Krmencik pun kena sanksi. Di pertandingan selanjutnya Yusuf (Helal) akan absen karena akumulasi kartu kuning (4). Ini permainan Persija yang tidak baik. Jika pemain lengkap akan lebih baik," jelas Doll.

Akibat kekalahan ini Persija Jakarta masih tertahan di posisi ke-5 klasemen sementara Liga 1 Indonesia dengan torehan 25 poin dari 13 pertandingan.

Baca juga: Persija siap hadapi enam laga "bubble" Liga 1 2022-2023
Baca juga: Persija raup tiga poin pada laga perdana "bubble" Liga 1 kontra Borneo

Pewarta: Aldi Sultan
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022