kebutuhan gizi balita merupakan hal yang sangat penting
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyatakan bahwa program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) yang digagas BKKBN dapat berperan strategis dalam pencegahan stunting.

"Program Bapak Asuh Anak Stunting yang digagas BKKBN dan pihak terkait lainnya dapat berperan strategis dalam mendukung upaya penurunan prevalensi stunting," kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK, Agus Suprapto dihubungi di Jakarta, Rabu.

Salah satu tugas Bapak Asuh Anak Stunting adalah memberikan bantuan makanan supaya gizi terpenuhi bagi keluarga berisiko tinggi stunting.

"Ini sangat penting karena memang kondisi kurang gizi yang cukup lama kemudian menyebabkan stunting bisa menjadi indikator bahwa di dalam rumah tangga konsumsi makanan bergizinya kurang adekuat," katanya.

Baca juga: Menteri Bintang harap Bapak Asuh Anak Stunting turunkan angka stunting
Baca juga: BKKBN Sumbar galakkan bapak asuh cegah stunting pada anak berisiko

Oleh karena itu, kata dia, program Bapak Asuh Anak Stunting diharapkan dapat mendukung upaya pemenuhan gizi bagi keluarga berisiko tinggi stunting.

Menurut Agus, keluarga-keluarga dengan risiko tinggi tersebut perlu juga terus diingatkan mengenai pentingnya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga.

"Terutama ibu balita, ibu hamil dan remaja putri yang nantinya akan menikah dan menjadi calon ibu," katanya.

Melalui program Bapak Asuh Anak Stunting, kata dia, diharapkan akan memperkuat program edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pemenuhan gizi seimbang.

Baca juga: Pangdam Pattimura jadi Duta Bapak Asuh anak stunting di Maluku
Baca juga: BKKBN: 364 anak stunting di Medan sudah punya Bapak Asuh

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa pemenuhan gizi pada balita merupakan salah satu kunci penting dalam upaya mencegah terjadinya kekerdilan atau stunting.

"Memenuhi kebutuhan gizi balita merupakan hal yang sangat penting agar terhindar dari masalah stunting," kata Muhadjir Effendy.

Menko PMK menjelaskan, penggunaan bahan pangan lokal yang memiliki kandungan zat gizi yang tinggi dapat menjadi pilihan orang tua untuk memenuhi gizi anak-anaknya.

"Misalnya ubi kayu atau singkong, kacang hijau, hingga daun kelor, merupakan bahan pangan lokal yang bermanfaat dalam mendukung pemenuhan gizi balita, bahkan daun kelor itu memiliki banyak manfaat bagi balita dalam upaya mencegah stunting," katanya.

Baca juga: BKKBN: 7.567 keluarga dapat pendampingan Bapak Asuh Anak Stunting

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022