Jakarta (ANTARA) - Kabut tebal menyelimuti Delhi, ibu kota India, dan negara-negara bagian di sekitarnya pada Selasa (20/12), menyebabkan gangguan pada transportasi kereta dan jalan raya, kata sejumlah pejabat.

Kabut yang menyebabkan jarak pandang nol itu berdampak pada lalu lintas. Di jalanan ibu kota, lalu lintas kendaraan bergerak lambat akibat buruknya jarak pandang dan pengendara terlihat mengemudi dengan menyalakan lampu darurat.

Laporan yang berdatangan dari negara-negara bagian di sekitar Deli, yaitu Punjab, Haryana, Chandigarh, dan beberapa bagian Uttar Pradesh menyebutkan bahwa kabut tebal menyelimuti wilayah mereka selama dua pagi berturut-turut.

Sebuah laporan media lokal mengatakan tidak ada penerbangan yang mendarat atau lepas landas dari bandara di Chandigarh akibat kondisi jarak pandang yang buruk pada Selasa pagi.

Otoritas perkeretaapian setempat pada Selasa mengungkapkan bahwa 11 perjalanan kereta dilaporkan terlambat satu hingga lima jam akibat penurunan jarak pandang.
 
   


Menurut Departemen Meteorologi India (India Meteorological Department/IMD), kota-kota yang terdampak penurunan jarak pandang akibat kabut tebal pada Selasa di antaranya Bathinda, Patiala, dan Amritsar di Punjab; Ganganagar di Rajasthan; Lucknow, Gorakhpur, Bareilly, dan Agra di Uttar Pradesh; Ambala di Haryana; Patna, Gaya, dan Purnea di Bihar; serta Kolkata di Benggala Barat. Palam dan Safdarjung di Delhi juga dimasukkan dalam daftar tersebut oleh IMD. 

Sementara itu, kabut tebal pada malam dan pagi hari kemungkinan akan terus berlanjut di Himachal Pradesh, Punjab, Haryana, Chandigarh, Delhi, dan Uttar Pradesh selama empat hari ke depan.

Kualitas udara di ibu kota negara itu turun ke kategori "sangat buruk" pada Selasa pagi.

Polusi udara di Delhi terus memburuk dan semakin parah selama bulan-bulan musim dingin. Penurunan kualitas udara itu disebabkan oleh kecepatan angin yang lambat dan pembakaran tunggul (kebakaran di lahan pertanian) di negara-negara bagian di sekitarnya.

Delhi termasuk salah satu kota paling berpolusi di dunia. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2022