Beijing (ANTARA) - Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) mencatat tujuh kasus kematian akibat COVID-19 dalam sepekan terakhir dan semua kasus kematian tersebut berada di Beijing, demikian laman resmi NHC, Rabu.

Otoritas kesehatan tersebut juga menyerukan kepada para petugas medis dan dokter lebih cermat mengklasifikasi dan menetapkan status kesehatan sebagian besar masyarakat terkait dengan lonjakan kasus COVID-19 yang diduga dipicu oleh BF.7, subvarian baru Omicron.

Aparat lingkungan permukiman harus memantau kondisi kesehatan warganya yang berusia lanjut yang memiliki penyakit bawaan, demikian NHC.

Pakar epidemiologi terkemuka di China Wang Guiqiang menyatakan bahwa kematian pasien COVID-19 disebabkan oleh penyakit bawaan.

Penyakit bawaan yang menyebabkan kematian tersebut sehingga tidak dihitung sebagai kasus kematian karena infeksi Omicron, demikian Wang yang menjabat Direktur Departemen Infeksi Menular Peking University First Hospital.

Ia bersikukuh bahwa banyaknya kasus kematian pasien COVID-19 penyebabnya adalah penyakit bawaan.

Meskipun Omicron masih menjadi penyebab pneumonia dalam beberapa kasus, jarang sekali menyebabkan kegagalan pada saluran pernapasan, demikian Wang dikutip Global Times.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa kematian yang disebabkan pneumonia atau kegagalan pada saluran pernapasan akibat virus corona diklasifikasi sebagai kasus kematian karena COVID-19.

"Namun kematian yang disebabkan oleh penyakit lain atau penyakit bawaan, seperti kardiovaskular atau serangan jantung tidak diklasifikasi sebagai COVID-19," ucapnya.

NHC pada Senin (19/12) mencatat 2.722 kasus positif baru COVID-19 dan 35.976 masih menjalani perawatan.

Sejak pertama kali COVID-19 ditemukan di Wuhan, Provinsi Hubei, pada awal 2020, hingga Senin NHC mencatat 386.276 kasus positif ditambah 5.241 kasus kematian.

Sejak 7 Desember 2022, otoritas China melonggarkan kebijakan nol kasus COVID-19 menyusul gejolak sosial di berbagai kota di China. Namun bersamaan dengan pelonggaran tersebut terjadi lonjakan kasus COVID-19 yang dipicu oleh subvarian baru BF.7.

Situasi di Beijing belum sepenuhnya normal karena banyak warga Ibu Kota yang mengalami gejala infeksi saluran pernapasan atas. Apotek atau toko obat dan rumah sakit kewalahan menerima pasien dengan keluhan yang sama.

Otoritas China menginstruksikan penambahan ruang perawatan intensif (ICU) dan klinik kesehatan agar bisa menampung lebih banyak pasien. 

Baca juga: Situasi pandemi di Beijing makin kritis, RS sementara dibuka
Baca juga: Rendahnya vaksinasi booster lansia alasan kematian COVID-19 di Beijing
Baca juga: Kasus kematian COVID-19 di China bertambah, Beijing lockdown parsial

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022