Banda Aceh (ANTARA) - Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh Prof Marwan menyerahkan buku merintis jalan baru nilam Aceh kepada Mendagri Tito Karnavian dan Menkopolhukam Mahfud MD, tentang jejak nilam dan kehadiran Atsiri Research Center (ARC) kampus setempat.

"Buku yang telah diserahkan tersebut terkait jejak rekam nilam di Aceh yang sudah terkenal di seluruh dunia bahkan hingga hari ini," kata Ketua ARC USK Banda Aceh Dr Syaifullah Muhammad, di Banda Aceh, Kamis.

Buku yang ditulis oleh para akademisi kampus yang terkenal sebagai jantung hati rakyat Aceh itu diserahkan usai pelaksanaan kuliah umum oleh Mendagri dan Menkopolhukam di gedung AAC Dayan Dawood USK, di Banda Aceh.

Syaifullah menjelaskan dalam ringkasan buku itu disampaikan bahwa kehadiran ARC USK pada akhir 2016 lalu telah memberi warna baru dalam perjalanan industri nilam di Aceh.

Baca juga: USK kenalkan inovasi hulu-hilir industri nilam Aceh ke masyarakat Asia

Baca juga: USK luncurkan cairan antipenuaan dari komponen minyak nilam Aceh


Melalui kolaborasi pentahelix dari perguruan tinggi, pemerintah, dunia usaha, masyarakat dan media telah memungkinkan terjadinya sinergi hulu-hilir agroindustri nilam Aceh dan membuka jalan baru industri nilam Aceh yang lebih berkeadilan dan berkelanjutan.

"Keberhasilan ARC bertransformasi menjadi Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUIPT) pada 2019 telah menjadikan ARC salah satu rujukan nasional untuk inovasi hulu-hilir industri nilam," ujarnya.

Kata Syaifullah, tertulis dalam buku itu, beberapa intervensi hulu-hilir secara fundamental telah dilakukan oleh ARC seperti pengembangan bibit unggul nilam yang dikembangkan di berbagai kabupaten, pengembangan pupuk organik, bio pestisida, budidaya dengan sistem fertigasi (fertilisasi-irigasi) dan permaculture (lahan permanen).

Kemudian, teknik panen dan pengeringan, pengembangan ketel inovasi untuk menghasilkan minyak mentah nilam (crude patchouli) dengan kualitas ekspor, purifikasi secara distilasi molekuler dalam menghasilkan hi-grade patchouli.

Lalu, ARC juga telah melakukan pengembangan berbagai produk turunan, pemanfaatan limbah, pengembangan startup inovasi nilam, pengembangan pasar dan kemitraan bisnis dalam dan luar negeri hingga pembentukan sayap bisnis Koperasi Inovasi Nilam Aceh (Inovac) dan PT U-Green Aromatics International.

"Berbagai upaya yang dilakukan ARC telah berhasil membentuk ekosistem baru (blue ocean) yang berdampak pada kestabilan harga minyak nilam di level masyarakat dalam 5 tahun terakhir," katanya.

Beberapa langkah tersebut menyebabkan terjadinya pemulihan wilayah tanam nilam dari empat kabupaten yang masih menanam nilam pada 2015, menjadi 17 kabupaten kembali menanam nilam saat ini.

Selanjutnya, kata Syaifullah, pengembangan produk turunan melalui pelatihan secara berkelanjutan telah menciptakan berbagai usaha kecil yang secara progresif terus berkembang hingga ke market nasional bahkan mulai merambah ke dunia internasional.

Beberapa kelompok tani dan UMKM produk turunan nilam telah mendapatkan pembiayaan dari bank yang mengindikasikan iklim bisnis semakin tumbuh positif. Buku lima tahun ARC,

Buku merintis jalan baru nilam Aceh itu mencoba merekam kerja keras, cerdas dan ikhlas dengan penuh keyakinan dari tim ARC dan stakeholder lainnya.

"Banyak kisah yang jarang atau tidak pernah muncul sama sekali di media massa, diceritakan dengan gamblang serta bahasa ringan dalam buku ini. Dan setiap keberhasilan didedikasikan sebagai karya bersama, potensi individu menjelma menjadi kekuatan tim yang mengagumkan," demikian Syaifullah.*

Baca juga: Perusahaan skin care Aceh binaan BRIN masuk semifinal China-ASEAN IEC

Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022