Singapura (ANTARA) - Harga minyak naik lebih dari satu dolar AS di perdagangan Asia pada Jumat sore, di tengah ekspektasi penurunan pasokan minyak mentah Rusia yang membantu mengimbangi kekhawatiran pukulan terhadap pertumbuhan permintaan bahan bakar transportasi AS karena badai Arktik yang mengancam perjalanan selama musim liburan.

Minyak mentah berjangka Brent bertambah 73 sen atau 0,9 persen, menjadi diperdagangkan di 81,71 dolar AS per barel pada pukul 07.15 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS diperdagangkan di 78,40 dolar AS per barel, terangkat 91 sen atau 1,2 persen.

Kedua kontrak acuan mencapai tertinggi masing-masing 82,17 dolar AS dan 78,77 dolar AS di awal sesi. Kedua kontrak juga berada di jalur untuk membukukan kenaikan mingguan kedua, dengan Brent naik 3,3 persen dan WTI naik 5,5 persen.

Ekspor minyak Baltik Rusia bisa turun 20 persen pada Desember dari bulan sebelumnya setelah Uni Eropa dan negara-negara G7 memberlakukan sanksi dan batasan harga minyak mentah Rusia mulai 5 Desember, menurut perhitungan para pedagang dan Reuters.

Rusia dapat memangkas produksi minyak sebesar 5-7 persen pada awal 2023 karena menanggapi pembatasan harga minyak mentah dan produk minyaknya dengan menghentikan penjualan ke negara-negara yang mendukungnya, kantor berita RIA mengutip Wakil Perdana Menteri Alexander Novak mengatakan pada Jumat.

"Harga minyak mentah lebih tinggi karena pedagang energi fokus pada tanggapan Moskow terhadap pembatasan harga minyak Rusia dan bukan ribuan pembatalan penerbangan yang akan mengganggu perjalanan liburan," kata analis OANDA Edward Moya.

Lebih dari 4.400 penerbangan AS telah dibatalkan selama periode dua hari karena badai musim dingin, bertepatan dengan musim perjalanan liburan yang menurut beberapa orang bisa menjadi yang tersibuk.

Pada Kamis (22/12/2022), harga minyak di kedua sisi Atlantik menetap lebih rendah karena penerbangan dibatalkan. Badai salju juga dapat membatalkan rencana pengendara untuk melakukan perjalanan selama Natal dan Tahun Baru, membatasi konsumsi bensin.

Namun, permintaan minyak pemanas bisa terdongkrak karena cuaca ekstrem diperkirakan akan menyebabkan pemadaman listrik.

"Saat persediaan minyak mentah AS turun dan badai musim dingin melanda AS, suhu dingin diperkirakan akan meluas ke selatan hingga Texas, Florida, dan negara bagian timur. Permintaan minyak pemanas akan melonjak," Leon Li, seorang analis di CMC Markets mengatakan.

Stok minyak mentah AS turun lebih besar dari yang diharapkan dalam seminggu hingga 16 Desember karena impor turun tajam, Badan Informasi Energi mengatakan, dengan persediaan turun 5,9 juta barel menjadi 418,2 juta barel dibandingkan perkiraan penurunan 1,7 juta barel.

Namun, lonjakan kasus COVID-19 di China, konsumen minyak nomor dua dunia, kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga lebih lanjut secara global dan resesi yang membatasi konsumsi bahan bakar membatasi kenaikan harga minyak.

"Wildcard terbesar pasar minyak adalah China dan optimisme masih kuat bahwa pembukaan kembali akan berlanjut dan pada akhirnya mendorong lebih banyak permintaan," kata Moya dari OANDA.

Baca juga: Minyak naik di Asia, penurunan ekspor Rusia imbangi dampak badai AS
Baca juga: Sanksi dapat pangkas ekspor minyak Baltik Rusia sebesar 20 persen
Baca juga: Minyak jatuh, karena kekhawatiran suku bunga lebihi pengetatan stok AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022