Camat Sumalata Timur Ayis Yusuf, di Gorontalo, Minggu, mengatakan banjir rob melanda Desa Deme II sejak Minggu dini hari di wilayah barat tersebut.
"Sejauh ini, langkah cepat yang dilakukan adalah pemerintah bersama masyarakat melakukan upaya penanganan sementara, berupa penanggulangan tepi pantai dengan membangun tanggul darurat sebagai pemecah ombak buatan," katanya.
Baca juga: Pekalongan maksimalkan penanganan warga terdampak banjir rob
Bantuan karung sangat diperlukan masyarakat, kata dia, untuk mengatasi rob agar tidak merembes ke permukiman dan jalan utama di lintas Sulawesi bagian barat tersebut, mengingat Desa Deme II berada di jalur utama lintas Sulawesi bagian barat dan tidak memiliki jalur alternatif.
"Untuk penanggulangan sementara ini, kami terkendala minimnya persediaan karung untuk mengisi material pasir. Bantuan dari para dermawan sangat diperlukan," katanya.
Ia mengatakan, di penghujung dan awal tahun, banjir rob sering melanda wilayah tersebut, sehingga percepatan pembangunan tanggul pemecah ombak sangat diperlukan, termasuk infrastruktur yang dapat menangani banjir pesisir di wilayah ini.
Baca juga: Akademisi: Mitigasi banjir rob meliputi struktural dan non-struktural
Sekretaris Daerah yang juga Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gorontalo Utara Suleman Lakoro mengatakan telah menerjunkan personel dipimpin Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD setempat Rully Tanaiyo ke lokasi banjir rob.
Tim, kata dia, akan meninjau lokasi dan mendata dampak banjir rob.
Untuk Tahun Anggaran 2023, pemerintah kabupaten menyiapkan anggaran Rp500 juta untuk mitigasi bencana.
Baca juga: Pakar: Perlu mitigasi jangka panjang untuk antisipasi banjir rob
"Kami arahkan pada penguatan infrastruktur untuk penanggulangan bencana, baik rehabilitasi daerah aliran sungai maupun kegiatan penanganan banjir agar tidak lagi menjadi langganan banjir di beberapa wilayah rawan," katanya.
Pewarta: Susanti Sako
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022