Jakarta (ANTARA) - Tepat hari ini pada tahun lalu Newcastle United masih berkutat di zona degradasi setelah 10 kali kalah dan hanya memenangkan satu pertandingan dari 18 laga yang baru dijalani kala itu.

Tetapi lihatlah Newcastle United saat ini. Mereka melesat bak meteor guna menduduki posisi ketiga klasemen Liga Inggris di bawah Arsenal dan Manchester City.

The Magpies hanya satu kali kalah dalam semua kompetisi sepanjang musim ini dan memenangkan lima pertandingan liga terakhirnya.

Klub yang tak pernah memenangkan trofi besar sejak mengangkat Piala FA pada 1955 itu akan bertanding lagi Senin malam nanti menghadapi tuan rumah Leicester City.

Newcastle mengalami transformasi drastis dalam 14 bulan terakhir sejak diakuisisi oleh konsorsium pimpinan Saudi Public Investment Fund pada harga 305 juta pound (Rp5,75 triliun).

Sebelum diakuisisi oleh konsorsium pimpinan Saudi itu, keuangan klub yang sebelumnya dimiliki Mike Ashley tersebut sempoyongan karena kekurangan suntikan dana yang semakin parah akibat dihantam pandemi COVID-19.

Tiba-tiba mendapatkan durian runtuh berupa dana yang tak terhingga tak membuat Newcastle United jorjoran.

Alih-alih klub yang bermarkas di Newcastle upon Tyne itu justru mengadopsi pendekatan yang cerdas nan terukur di bawah kepelatihan Eddie Howe yang mantan manajer Bournemouth.

Baca juga: Howe tantang Newcastle cetak sejarah bangkit dari ancaman degradasi

Alhasil yang terjadi di St James 'Park adalah evolusi, ketimbang revolusi, sehingga dampak yang terlihat pun lebih bertahap ketimbang seketika menanjak.

Ketika Howe masuk menggantikan Steve Bruce, Newcastle di ambang terbuang ke Liga Championship.

Kurang dari 12 bulan kemudian The Magpies menjadi tim yang berpeluang meruntuhkan dominasi enam besar Arsenal, Manchester City, Tottenham Hotspur, Manchescter United, Chelsea, dan Liverpool.

Selain menularkan efek transformatif kepada sejumlah pemain bintang Newcastle berkinerja buruk seperti Joelinton yang kini malah sukses disulap sebagai gelandang box-to-box, Howe juga membuat pendekatan yang masuk akal dan terukur kala masuk bursa transfer pemain.

Sejak diakuisisi Saudi, Newcastle sudah mengeluarkan Rp3,9 triliun untuk delapan pemain intinya. Memang besar sekali, tapi itu semua disalurkan dengan rapi sesuai standar Liga Premier.

Strategi Newcastle dalam membeli pemain pun terlihat senyap namun meyakinkan seperti saat mereka membeli Kieran Tripper dari Atletico Madrid pada harga hanya Rp226 miliar awal tahun 2022.

Baca juga: Newcastle, Bournemouth, Leeds awali musim baru dengan tiga poin
Baca juga: Newcastle bantai Brentford 5-1, Leicester kian merana

Selanjuntnya: Tak akan berhenti

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022