Sanaa (ANTARA) - Sedikitnya 447 warga sipil tewas dalam perang di Yaman sepanjang 2022, menurut kelompok HAM pada Kamis (29/12).

Sebanyak 35 perempuan dan 82 anak-anak turut menjadi korban tewas, menurut pernyataan Komisi Investigasi Dugaan Pelanggaran HAM Nasional.

Sekitar 891 warga sipil juga mengalami luka dalam kekerasan tersebut, termasuk 84 perempuan dan 212 anak, katanya.

Kelompok HAM itu mengatakan pihaknya telah mencatat 3.411 pelanggaran di seluruh Yaman pada 2022, mulai dari penyiksaan, pemindahan paksa, penangkapan ilegal, penghancuran bangunan rumah hingga perekrutan anak.

Komisi itu menyalahkan pihak-pihak yang bertikai di Yaman, namun lebih memilih menyalahkan pemberontak al Houthi atas ledakan ranjau darat dan perekrutan anak.

Konflik Yaman berlangsung sejak September 2014 ketika pemberontak al Houthi merebut sebagian besar wilayah Yaman, termasuk ibu kota Sanaa. Koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi lantas terlibat dalam perang pada awal 2015 guna mengembalikan kekuasaan pemerintah.

Konflik delapan tahun itu menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terparah di dunia, dengan jutaan orang berisiko mengalami kelaparan.

Sumber: Anadolu
Baca juga: UNICEF: Lebih dari 11.000 anak tewas atau cacat akibat perang Yaman
Baca juga: Layanan telepon buruk perparah keadaan warga Yaman yang dilanda perang
Baca juga: Sekjen PBB kutuk serangan udara koalisi pimpinan Saudi di Yaman

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022