Sejumlah suporter mengenakan masker saat menyaksikan pertandingan Liga 1 2020 antara Bali United melawan Madura United di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Minggu (15/3/2020). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww. (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)


Euforia tak boleh berlebihan

Tingkat kunjungan dan perjalanan internasional yang tinggi ini di antaranya disokong oleh perjalanan internasional yang berkaitan dengan event-event olahraga dan sport-tourism.

Contohnya SEA Games 2021 di Hanoi, Vietnam, yang diadakan setahun kemudian tahun ini. Pemerintah Vietnam bisa membetot 700 ribu turis lokal dan 31.447 pelancong asing, padahal waktu itu Vietnam belum sepenuhnya mengendurkan aturan pembatasan perjalanan.

Contoh lain adalah Piala Dunia 2022. Menurut FIFA, 2,95 juta tiket terjual habis. Angka ini melampaui 2,4 juta tiket yang terjual selama Piala Dunia 2018 di Rusia.

Bukan itu saja, dengan disaksikan langsung di dalam stadion oleh 88.966 penonton, pertandingan Argentina melawan Meksiko dalam fase grup adalah pertandingan Piala Dunia dengan jumlah penonton di dalam stadion yang paling banyak sejak Piala Dunia 1994.

Padahal ketika semua itu terjadi, selubung pandemi belumlah total terbuka selama 2022.

Di luar stadion, ajang-ajang olahraga juga telah memecahkan rekor jumlah pemirsa televisi.

Intinya, pencabutan PPKM bisa menjadi pintu untuk semakin meriah dan dramatisnya acara-acara olahraga.

Dengan cara begitu, kompetisi olahraga sebagai sebuah tontonan semakin menarik dan akhirnya meningkatkan nilai keekonomian olahraga sehingga pada akhirnya membuat roda ekonomi secara keseluruhan menggelinding lebih kencang dan lebih kuat.

Salah satu efek yang bisa disebut adalah terpicu naiknya lagi permintaan alat dan kelengkapan olahraga, serta jasa-jasa terkait olahraga seperti akomodasi dan perhotelan. Sungguh efek ganda yang luar biasa besar.

Ini memang baru taksiran, tapi acara-acara global olahraga mulai Euro 2020 sampai Piala Dunia 2022, menjadi petunjuk bahwa normalisasi kehidupan ke era sebelum pandemi COVID-19 telah membuat kehidupan mulai tak sesulit dulu.

Namun demikian, seperti diingatkan oleh Presiden Jokowi, kita semua tetap harus waspada dan hati-hati. Itu artinya euforia tak boleh membuat segalanya menjadi berlebihan.

Dalam konteks olahraga, euforia itu tak boleh memicu kembali peristiwa-peristiwa buruk seperti Tragedi Kanjuruhan awal Oktober lalu.

Oleh karena itu, massa di stadion dalam jumlah besar akibat industri olahraga yang bergairah kembali, salah satunya harus dibarengi dengan protokol dan sistem pengamanan serta keselamatan yang lebih baik dan lebih menyelamatkan semua orang.

Baca juga: Jokowi: Pandemi belum berakhir sepenuhnya
Baca juga: Epidemiolog: Keputusan cabut PPKM langkah tepat

Copyright © ANTARA 2022